Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Tua Itu Berharap Dijemput Istrinya

7 September 2022   07:00 Diperbarui: 7 September 2022   12:06 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di meja dekat jendela sudah tersaji secangkir wedang uwuh,  sepotong ubi rebus, dan tiga batang klembak menyan. Sajian istri tercinta yang kini disediakan satu-satunya cucu yang masih bertahan bersamanya.

"Mbah, aku berangkat ..." pamit Surti, cucunya akan berangkat bekerja di sebuah mini market di dekat balai desa.

Lelaki tua itu tertatih mengikuti cucunya hingga di pertigaan jalan batas desa.

Sebuah jalan indah yang dulu pematang berpagar pohon turi.

Di sana ia berhenti sambil mengisap dalam-dalam rokok klembak menyan hingga pipinya tampak semakin kempot.

Mata nanarnya setengah kosong memandang setiap orang lewat yang tak dikenalnya.

Lelaki tua itu tetap berdiri ketika jalanan makin sepi dari lalu lalang motor.

Di ujung jalan tampak istrinya berdiri menunggu di bawah pohon talok.

Lelaki tua itu berkata lirih: Tunggulah aku di situ.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Goa Selarong, Bantul

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun