Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak-anak Negeri Sunyi

30 Mei 2019   11:23 Diperbarui: 30 Mei 2019   11:42 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di antara kokohnya gemunung menjulang yang telah menungguku bertahun lalu aku terus menyusuri jalan ini dengan iringan nyanyian mendayu ranting pepohonan tepi hutan Semeru. Aku terus berjalan walau tak ada lagi lambaian tangan seperti kala kutinggalkan negeri ini. Birunya langit pun masih diam membisu terpaku memandangku tanpa rindu.

Aku hanya diam dan terus melangkahkan kaki ini untuk membuang rindu di relung hati yang terus mengajakku menyusuri waktu yang telah berpuluh tahun berlalu. Kini kenangan itu datang kembali mengajakku untuk tak malu berjalan dalam sunyi di negeri yang tetap kunanti.

Masih melayang dalam ingatanku kala pagi bersama Yatno mengayu sepeda di tepi telaga di bawah bukit itu. Lalu mandi bersama Tarno, Atim, dan Siman di tengah telaga yang jernih dan segar. Tak peduli Mbak Sri dan Lik Mah mencuci di sebelah kami yang terus berkecipak air sambil bernyanyi teriakan keceriaan kami.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Pakdhe Samiran pun terus menggosok dekil badannya selepas memandikan sapi di sebelah Mbok Yah yang terus mencuci jarit dan pakaian cucunya. Di bawah rumpun bambu tepi telaga Mbah Yem dan Mbok Ma yang memetik kangkung hanya sekali waktu melirik kami yang tak bosan bersahabat dengan air.

Senyum tawa kami, anak-anak negeri sunyi terus menderu di sunyinya telaga yang tak pernah berdecak membawa petaka selain melantunkan gemriciknya pancuran bambu di sudut sana. Buaian lembut dari angin gunung yang mengajak prenjak bernyanyi bersama kepodang dan tekukur terus menemani hingga bedug bertalu.

Sejenak daun putik akasia hinggap di alisku, menyapa dan membuka hati menutup kenanganku. Di depan mata Semeru menantiku dan kokok ayam hutan menyapaku.

Di lereng bukit kutatap negeri onar di bawah sana dan kubisikkan lembut 'aku sudah pulang di negeri sunyi'

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Aku pulang....Semeru menungguku. Dokpri
Aku pulang....Semeru menungguku. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun