Mohon tunggu...
Ardi Fikriansyah
Ardi Fikriansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat

Tertawa tanpa sebab.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sengketa Kerinduan

3 Juni 2022   18:10 Diperbarui: 3 Juni 2022   18:30 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapakah yang pantas merindu satu sama lain di antara kita ?

Logika seorang lelaki atau hati perempuan ?

Siapa yang pantas di rindukan lebih dulu dari keduanya ?

Lalu, siapakah yang berhak untuk di rindukan, sebab kasih sayangnya yang begitu meluap luap ?

Kau atau aku ?

Perasaan yang membabi buta, Lalu lalang, sedang rindu mengendap dalam bayang.

Mengakar sampai ke hati, hati yang terkontaminasi sebab rinduku perlahan kau diskriminasi.

Semakin membabi buta!

Sengaja tak kau balas rinduku, dengan bermacam alibimu.

Balasan yang seharusnya menjadi hak atas kerinduanku ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun