Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Walau Sudah Dibantu FBI, Beberapa Kasus di Indonesia Berikut Ini Belum Terpecahkan Hingga Saat Ini

2 Oktober 2025   08:00 Diperbarui: 25 September 2025   10:08 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokpri ardi bagus prasetyo_2025)

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam berbagai kasus kriminal atau misteri yang mengguncang publik. Beberapa di antaranya bahkan sampai melibatkan institusi internasional seperti FBI, terutama saat masalah teknologi forensik atau digital dianggap berada di luar kemampuan lokal. Namun, meski sudah menggunakan bantuan semacam itu, tidak sedikit kasus yang tetap menjadi misteri. Berikut beberapa contohnya, dengan data, fakta, dan pendapat mengapa kasus tersebut belum juga terpecahkan.

Kasus Noven --- Andriana Yubelia Noven Cahya

(https://jatim.tribunnews.com/2024/05/22/selain-vina-kasus-pembunuhan-noven-5-tahun-belum-terungkap-meski-pelaku-terekam-cctv?page=all)
(https://jatim.tribunnews.com/2024/05/22/selain-vina-kasus-pembunuhan-noven-5-tahun-belum-terungkap-meski-pelaku-terekam-cctv?page=all)

Gambaran Kasus

  • Noven, siswi SMK di Bogor, tewas ditusuk pada 8 Januari 2019 di gang sempit di Jalan Riau, Kelurahan Baranangsiang, Kota Bogor. 

  • Kejadian terekam CCTV, tetapi rekaman awal sangat buram. Polisi menyebut kualitas rekaman menjadi kendala identifikasi pelaku. 

  • Polisi kemudian meminta bantuan FBI untuk melakukan digital forensik agar bisa memperjelas wajah pelaku dari rekaman CCTV. 

Status Saat Ini

  • Hingga empat tahun lebih berlalu, pelaku belum tertangkap. 

  • Polisi sudah memeriksa puluhan saksi (sekitar 28--34 orang), melakukan olah TKP, melibatkan lab forensik Puslabfor Mabes Polri. 

  • Meskipun ada rekaman yang kemudian diperjelas, identitas pelaku dari gambar tersebut belum mampu dihubungkan ke seseorang. 

Mengapa Belum Terpecahkan?

Beberapa faktor yang sering disebut:

  1. Kualitas bukti visual
    Rekaman CCTV awal buram, kurang detail, pencahayaan dan sudut pengambilan gambar tidak optimal. Sekalipun ada usaha memperjelas, tetap sulit jika wajah pelaku tidak jelas atau berubah.

  2. Kurangnya saksi yang kredibel
    Banyak saksi diperiksa, namun belum ada yang bisa secara yakin mengenali pelaku. Tanpa identifikasi langsung pelaku dari saksi, bukti sekunder seperti video saja tidak cukup kuat untuk menetapkan tersangka. 

  3. Hambatan administratif & koordinasi
    Pengiriman bukti ke FBI, koordinasi antara Polresta Bogor, Polda Jabar, Mabes Polri dan lainnya memerlukan prosedur formal, waktu, dan sumber daya. Selain itu, alat forensik digital lebih modern memang membantu, tapi tidak selalu bisa menggantikan bukti fisik atau saksi yang jelas. 

  4. Isu identitas dan data kependudukan
    Polisi melibatkan Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) untuk mencocokkan identitas orang yang mirip dengan pelaku dari video, tetapi ini pun tidak langsung menghasilkan identitas konkret. 

Kasus Lain yang Belum Terpecahkan Meski Ada Bantuan/Perhatian Serius

Walaupun contoh Noven sangat representatif, ada beberapa kasus lain di Indonesia yang hingga kini tetap misterius meskipun mendapat perhatian dan, kadang, bantuan teknologi maupun lembaga luar.

  • Ita Martadinata Haryono
    Seorang aktivis HAM (1998) yang dibunuh, kasusnya belum terpecahkan sampai sekarang. 

  • Setiabudi 13 Case
    Mutilasi seorang pria yang jasadnya ditemukan dalam 13 potongan di Jakarta Selatan pada 23 November 1981. Tubuh, wajah, sidik jari korban sampai sekarang belum bisa diidentifikasi. Kasus ini menjadi salah satu contoh kasus mutilasi berpuluh tahun yang tetap menjadi misteri. 

Apakah Kasus Noven Unik?

Bisa dibilang, ya dan tidak. Unik dalam arti sudah melibatkan lembaga asing (FBI) untuk digital forensik --- ini bukan biasanya dilakukan untuk semua kasus. Namun tidak unik bahwa sebuah kasus tetap gagal dipecahkan meskipun sudah banyak saksi, bukti CCTV, atau bahkan teknologi modern.

Faktor-faktor seperti kualitas bukti, integritas penyelidikan, kejelasan identitas, dan kapasitas sumber daya---baik manusia maupun teknologi---sering menjadi penghalang.

Data & Perbandingan

  • Dari kasus Noven: sekitar 4--5 tahun berlalu tanpa tersangka tertangkap meskipun alat canggih sudah digunakan. 

  • Pemeriksaan saksi mencapai puluhan (28--34 orang). 

  • Keterlibatan FBI bukan hanya permintaan simbolik; benar-benar dikirim rekaman CCTV untuk analisis digital forensik. 

Pendapat & Refleksi: Mengapa Banyak Kasus Tetap Gagal Diungkap

Berdasarkan berbagai sumber dan pengalaman, beberapa pendapat muncul:

  1. Teknologi saja tidak cukup
    Alat digital forensik bisa memperjelas gambar, tetapi jika gambarnya terlalu buruk, atau jika pelaku menutupi wajah, atau sorotannya tidak tepat, maka tetap tidak bisa identifikasi. Juga, bukti visual harus disokong oleh bukti pendukung seperti saksi, motif, atau jejak fisik.

  2. Keterbatasan sumber daya penegak hukum
    Polisi di daerah-daerah mungkin tidak memiliki kapasitas lab forensik atau ahli digital forensik yang memadai. Meskipun ada bantuan luar, pemrosesan masih memerlukan personel lokal yang berkompeten.

  3. Korupsi dan kepentingan politik
    Kadang ada kepentingan politik atau ketakutan publik yang membuat penyelidikan terbatas, terganggu, atau bahkan dihambat. Kasus-kasus yang melibatkan figur publik, polisi, atau institusi tinggi seringkali lebih rumit untuk diselidiki tanpa tekanan politik/tuntutan publik.

  4. Tenggat waktu dan bukti yang menurun
    Semakin lama kasus tidak dipecahkan, bukti bisa hilang, saksi lupa detail, saksi mungkin meninggal atau pindah, lokasi kejadian mungkin berubah (CCTV hilang, catatan rusak), sehingga kondisi lapangan berubah drastis.

  5. Standar pembuktian di pengadilan
    Agar seseorang bisa ditetapkan sebagai tersangka dan dijatuhi hukuman, bukti harus meyakinkan (beyond reasonable doubt). Bukti digital harus bisa diakui di pengadilan, dan pihak terdakwa juga bisa menuntut pembelaan hukum.

Kesimpulan

Kasus seperti pembunuhan Noven menunjukkan bahwa meskipun telah melibatkan FBI dan teknologi digital forensik, serta berbagai saksi dan bukti visuel (CCTV), tidak menjamin kasus akan cepat atau mudah terpecahkan. Banyak variabel yang harus bersinergi: kualitas bukti, kapasitas penyidik, komitmen lembaga, partisipasi masyarakat, dan keberlanjutan pemeriksaan bukti.

Kasus-kasus seperti Ita Martadinata Haryono atau Setiabudi 13 juga mengingatkan bahwa bahkan kasus sangat lama bisa tetap misterius jika identitas korban atau pelaku tidak jelas, bukti fisik minim, dan perhatian publik menurun seiring waktu.

#SalamLiterasi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun