Cobalah untuk menyampaikan ide dengan antusiasme dan kejelasan. Gunakan visualisasi seperti grafik atau presentasi singkat untuk membantu orang lain memahami ide kamu dengan lebih mudah.
4. Tidak Melibatkan Stakeholder yang Relevan
Ide kamu mungkin sulit diterima jika kamu tidak melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan sejak awal. Misalnya, jika ide kamu memengaruhi departemen lain, cobalah untuk berdiskusi dengan mereka terlebih dahulu. Menurut penelitian dari Gartner, 75% ide yang berhasil diimplementasikan melibatkan kolaborasi antar-departemen.
Dengan melibatkan stakeholder sejak awal, kamu tidak hanya mendapatkan masukan yang berharga tetapi juga membangun dukungan untuk ide kamu. Hal ini akan membuat ide kamu lebih mudah diterima ketika diajukan secara resmi.
5. Ide Terlalu Radikal atau Sulit Diimplementasikan
Ide yang terlalu radikal atau sulit diimplementasikan seringkali ditolak karena dianggap berisiko tinggi. Menurut laporan dari Boston Consulting Group, 60% perusahaan lebih memilih ide yang realistis dan mudah diimplementasikan daripada ide yang inovatif tetapi berisiko.
Jika ide kamu memang inovatif, cobalah untuk memecahnya menjadi beberapa langkah kecil yang lebih mudah dicapai. Dengan begitu, kamu bisa menunjukkan bahwa ide tersebut tidak hanya brilian tetapi juga feasible.
6. Kurangnya Dukungan dari Atasan atau Rekan Kerja
Dukungan dari atasan atau rekan kerja sangat penting untuk keberhasilan sebuah ide. Jika kamu tidak memiliki dukungan ini, ide kamu mungkin akan sulit diterima. Menurut survei dari Gallup, karyawan yang merasa didukung oleh atasan dan rekan kerja memiliki kemungkinan 3,5 kali lebih besar untuk berhasil mengimplementasikan ide mereka.
Cobalah untuk membangun hubungan yang baik dengan atasan dan rekan kerja. Libatkan mereka dalam proses pengembangan ide dan tunjukkan bagaimana ide tersebut dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
7. Tidak Ada Bukti Nyata atau Contoh Sukses