Indikator pencapaiannya mencakup kemampuan untuk menjawab pertanyaan yang didasarkan pada teks, menceritakan kembali isi bacaan, serta mengidentifikasi informasi penting dan tokoh-tokoh utama. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti, Mumpuni, dan Pranoto (2019) yang menyatakan bahwa minat dan kemampuan membaca peserta didik memiliki pengaruh langsung terhadap pemahaman teks bacaan. Membaca bukan sekadar proses visual dalam mengenali kata, tetapi juga merupakan proses mental dalam memahami makna, struktur, dan konteks.
Membaca untuk Memahami, Bukan Hanya untuk Menyelesaikan. Menurut Silliman dan Wilkinson (dalam Herlina, 2016), pemahaman bacaan adalah kemampuan untuk mendapatkan makna dari teks yang tertulis. Proses ini bersifat interaktif dan melibatkan pembaca, teks, serta konteks sosialnya.
Sejalan dengan pandangan tersebut, Tarigan menekankan bahwa penguasaan kosakata adalah syarat utama untuk memahami isi bacaan. Semakin luas perbendaharaan kata seseorang, semakin baik pula kemampuannya dalam memahami wacana. Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha, Zulela, dan Bintoro (2018) juga menunjukkan adanya hubungan signifikan antara minat membaca, kemampuan memahami wacana, dan keterampilan menulis narasi. Dengan kata lain, kemampuan menulis seseorang tidak dapat dipisahkan dari kebiasaan membaca dan kemampuan memahami isi bacaan. Membaca dan menulis adalah dua keterampilan yang saling melengkapi membaca memberikan ide, sedangkan menulis menyalurkan pemikiran.
Refleksi Pribadi: Dari Membaca Ringan Menuju Pemahaman Mendalam. Menurut pandangan saya, memahami sebuah buku tidak dapat dilakukan secara instan. Mulailah dengan bacaan yang lebih ringan seperti novel, esai populer, atau buku dasar filsafat. Setelah terbiasa menikmati proses tersebut, barulah kita dapat beralih ke karya yang lebih kompleks seperti Thus Spoke Zarathustra oleh Nietzsche atau Crime and Punishment oleh Dostoevsky.
Â
Agar tidak hanya sekadar membaca, saya menerapkan strategi belajar yang berfokus dan disiplin waktu, yaitu:
1. 25 menit belajar dengan fokus penuh tanpa gangguan
2. Istirahat selama 25 menit untuk memulihkan konsentrasi
3. 45 menit membaca secara intensif dan mencatat ide-ide penting
4. 25 menit untuk mengulang materi
Teknik ini membantu otak untuk lebih fokus dan membangun kebiasaan membaca yang produktif, bukan sekadar ritual yang tidak bermakna.