Masalah mendasar lainnya adalah kualitas pendidik. Dalam laporan Kemenag RI (2022):
Hanya 29,8% guru madrasah yang memiliki kualifikasi pendidikan S-1 linier.
Sebanyak 23% guru madrasah tidak memiliki pelatihan profesional dalam 3 tahun terakhir.
Padahal, dalam pendidikan Islam, guru (ustaz/murabbi) adalah poros utama transformasi ruhani dan akhlak peserta didik.
3. Tawaran Solusi: Pendidikan Islam yang Membebaskan dan Memanusiakan
a. Integrasi Kurikulum Tauhid–Ilmu–Adab
Mengikuti gagasan Syed Muhammad Naquib al-Attas, pendidikan Islam harus menanamkan adab terhadap ilmu, guru, diri, dan Tuhan. Bukan sekadar transfer materi, tapi pemurnian makna hidup.
Langkah integratif ini bisa dicapai melalui:
Penataan ulang kurikulum agar ilmu sains dan sosial disampaikan dalam kerangka nilai tauhid.
Pembelajaran Qur’an dan Hadis secara aplikatif terhadap masalah sosial kontemporer (korupsi, ekologi, gender, dll).
b. Revitalisasi Lembaga Pesantren