Saya terkejut, tiba-tiba anak itu sudah berdiri di depan pintu. Tidak memakai alas kaki. Wajahnya bulat, telinganya agak melebar, dan pipinya tembem, tapi mulutnya menyamping ke kiri, terus melengkung ke atas sedikit.Â
Terlihat seperti mengejek. Ketika ia mulai bicara, seakan-akan mengolok orang di depannya. Kalau orang yang tidak biasa bertemu dengannya, kontan akan marah. Ia menunjuk-nunjuk tempat di atas. Belum sempat saya memahami apa yang dia sampaikan. Ia langsung lari.
Saya terpaku melihatnya. Membuyarkan anganku untuk melanjutkan sebuah tulisan. Sementara laptop saya tutup. Dan kembali melihat aktivitas anak kecil itu barangkali bias menjadi inspirasi. Atau paling tidak menyelami lebih dalam mengapa dia seperti itu.
Saya ikuti dia, saya telusuri. Tepat di halaman rumah Pak RT. Saya lihat ia bermain dengan anak-anak yang menurut saya tidak seusianya. Bicaranya a i u, mirip orang bisu. Kadang air liurnya menetes, dibiarkan saja tanpa berusaha diusap. Kemudian berteriak.Â
Lalu berlari lagi. Muter-muter. Â Saya heran lalu bertanya kepada orang di sekitar itu. Ibu yang sedang mengasuh anaknya sambil main hape.
"Dia sebenarnya umurnya berapa, Bu?"
"Maaf, ada apa Pak?" Ibu menatap saya, sambil meletakkan hapenya dan membetulkan posisi duduknya.
Sembari menunjuk anak itu. Saya mengulang lagi.
"Dia sebenarnya umurnya berapa,?"
"O. Si Doel umurnya sekitar dua puluh lima tahun."
"Terus, kenapa ia masih bermain dengan anak kecil?"
"Mentalnya lemah. Ketika dulu masih kecil sekitar umur dua tahunan. Sering mengalami kejang-kejang. Sedangkan orang tuanya tidak bisa mengatasinya. Lagi pula saat itu tidak ada yang mengantarkan ke dokter. Akhirnya lama-lama sarafnya terganggu."
Saya baru tahu. Bahwa demam yang tidak ditangani bisa berakibat demikian.
Akhirnya saya putuskan untuk pulang dan melanjutkan pekerjaan saya. Saya tulis dalam sebuah cerita. Pada saat sedang mengetik, istri saya memanggil-manggil Si Ade, anak saya, katanya ia tiba-tiba demam tinggi. Segera saat itu langsung saya bawa ke dokter. Mengambil pelajaran dari anak tadi.