Hingga kini, tradisi tersebut masih hidup dalam acara Sekaten, yaitu peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang diiringi dengan tabuhan gamelan.Â
Selain itu, secara historis, kepemilikan gamelan pada masa lalu terbatas pada para abdi dalem keraton, menandakan nilai luhur dan kehormatan dari alat musik ini dalam kehidupan budaya dan spiritual Jawa.
Keistimewaan Desa Wirun terletak pada konsistensi masyarakatnya dalam melestarikan tradisi di tengah perubahan zaman.Â
Banyak perajin gamelan yang telah bekerja selama puluhan tahun, bahkan mewariskan keterampilan tersebut kepada anak dan cucunya.Â
Hasil karya gamelan dari Wirun telah dikenal hingga ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan menembus pasar internasional seperti Jepang, Amerika, dan Eropa.
Banyak wisatawan dan pelajar datang ke desa ini untuk menyaksikan langsung proses pembuatan gamelan dan memahami filosofi di balik setiap bunyi yang dihasilkan. Gamelan bukan hanya alat musik — ia adalah simbol keselarasan, kebersamaan, dan keseimbangan hidup, nilai-nilai yang dijunjung tinggi baik dalam budaya Jawa maupun ajaran Islam.
Melalui industri gamelan di Wirun, Kecamatan Mojolaban menunjukkan bahwa budaya lokal dan nilai-nilai keislaman dapat berpadu indah, menjadi sumber kekuatan dan kebanggaan.Â
Di tengah arus globalisasi, denting gamelan dari Sukoharjo terus mengalun, membawa pesan bahwa warisan leluhur dan ajaran kebaikan tidak akan lekang oleh waktu.
