Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dukun [Bagian Satu]

11 Juli 2020   16:57 Diperbarui: 12 Juli 2020   16:25 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar oleh wallhere.com

*****

"Dukun....dukun!"

Di antara keremangan cahaya, samar-samar kedua mataku seperti tengah melihat Ibu tengah berteriak disebuah tangga menuju ke lantai dua Rumah besar yang selama ini menjadi tempat tinggal keluargaku. Aku dan keluargaku selama ini tinggal di salah satu kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak tepat di selatan Jakarta.

Tak berapa lama setelah teriakan ibuku, Aku kembali mendengar suara Bapak yang juga ikut berteriak  di antara alunan suara musik yang terdengar begitu keras di dalam pikiranku.


"Pergi! Dukun...dukun, itu dukun!"

Di antara suara musik yang terdengar begitu kencang, samar-samar Aku seperti melihat Ibu berjalan sambil berkata kepadaku, "Pergilah ke Dukun, biar matanya awas!"

Aku bingung melihat tingkah kedua orangtuaku saat ini. Selama ini mereka tidak percaya dengan Dukun, tapi mengapa sekarang Ibu malah menyuruhku pergi menemui Dukun?

Ada apa ini?

Selanjutnya suasana kurasakan kembali normal kembali seperti sebelum Bapak dan Ibu berteriak-teriak menyebut "Dukun" di dalam ruangan ini. 

Saat ini di dalam ruangan ini yang ada hanyalah Aku dan suara musik yang terdengar begitu keras di telingaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun