Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dukun [Bagian Satu]

11 Juli 2020   16:57 Diperbarui: 12 Juli 2020   16:25 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ini vitamin, minumlah, biar badannya kuat melawan Dukun." kata temanku itu sambil tersenyum menatapku.

Mendengar kata-kata "Dukun" barusan, entah kenapa kepalaku mendadak terasa sakit lagi. Aku kembali teringat dengan Bapak Ibuku  di dalam ruangan itu yang selalu menyebut kata-kata "Dukun" di antara suara musik yang terdengar begitu keras di kedua gendang telingaku.

Apa yang sebenarnya tengah terjadi di tempat ini? Dimana suara musik yang biasa terdengar di kedua telingaku? Di mana Bapak dan Ibuku serta Wanita misterius yang selalu memberikan minuman kepadaku?

Temanku yang satu ini, ibadahnya begitu rajin, shalat tahajud dan shalat dhuha selalu rutin dia kerjakan dan setahuku hampir tidak pernah Ia tinggalkan, tapi kenapa sekarang dia berkata tentang "Dukun" di depanku?

Ya Tuhan.. Apa yang sebenarnya tengah terjadi dengan diriku?


Selanjutnya >>

 

Catatan: Di buat oleh, Apriani Dinni dan Warkasa1919. Baca juga Dukun [Bagian Dua] yang di buat oleh, Warkasa1919. Cerita ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun