Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Janji dalam Dekap

29 Juni 2020   20:44 Diperbarui: 29 Juni 2020   20:50 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah janji terucap, tetap bersembunyi dibalik  layar, tangan lain pemberi tak  terucap, Tuhan mencatatnya

Janji tetap terucap, merpati tak pernah ingkar, tak sangsikan. Janji dalam dekap bagai rembulan membungkus tubuh

Ternyata, hanya merpati yang tak pernah ingkar, ciptaan Tuhan berjari dua puluh sering abai, ucapan menguap bagai genangan terpanggang mentari

Mengacaukan aksara-aksara bermakna, goresan kecil tercipta bagai gigitan kepiting kecil, tak berdarah tapi membekas

Bukankah kata mengukir  terselip di sebuah hati? Bukankah kata berlaku untuk empat puluh jari jemari bukan dua puluh jari jemari? Camkan!

*****

Janji terucap dihadapan Sang Pemilik Hati
Merpati tak pernah ingkar janji
Begitupun sepasang hati


Jangan larut dalam kedukaan  menggores luka hati, tiada niat tuk ingkari janji

Janji dihadapan  Sang Pemilik Hati ibarat nyawa penghidup raga

Duhai yang tertitip hati terimalah permohonan maaf pelebur dosa
Aksara terucap bukan ikatan biasa.

Jika nyawa butuh ikatan  tetap  dalam raga
Maka ikatan itu  janji suci. Jangan bimbang dan jangan ragukan janji  pernah terucap pada pemilik bulu mata lentik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun