Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maafkan Aku

21 November 2019   09:19 Diperbarui: 19 Desember 2019   07:56 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reribu kata terucap untukmu
Kata maaf dari lubuk hati terdalam
Bila masa lalu membakar hatimu
Percayalah tak pernah aku berkhianat padamu

Wahai engkau lelaki pecemburu
Rasa dan cinta ini hanya untukmu
Tak perlu cemburu buta
Karena aku seutuhnya milikmu

Seperti masa lalumu menguntitmu
Cukup maafmu aku faham
Tumpukan maaf selalu ada untukmu
Karena tak mau aku kehilanganmu

Jangan pernah engkau berfikir
Aku berpaling darimu
Jangan pernah berfikir
Aku melupakan janji suci bersamamu

Bersamamu yang selalu mengajarkan
Mana setan dan yang mana manusia
serta topeng-topeng yang melekat menutupi wajah-wajah asli mereka
Dalam mimpipun tidak pernah terlintas untuk kembali ke masa-masa kelam itu

Maafkan aku bila engkau kembali cemburu
Ikatan kita sangat berharga bagiku
Akan kupadamkan api itu dengan sebuah kecupan
Kemarilah sayang, biar aku padamkan amarahmu itu
Dengan sebuah tarian 

Tarian yang hanya ada engkau dan aku

Rasakanlah 'rasa'ku, biarkan rasaku dan rasamu menyatu

Selamanya

ADSN1919

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun