Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Berharap Burung di Angkasa, Burung di Tangan Dilepaskan

19 Juni 2019   11:33 Diperbarui: 19 Juni 2019   11:42 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Dulu ya jaman dulu ia memasang dua kaki untuk berjaga-jaga, burung dalam genggaman masih berharap burung di angkasa, terlihat kokoh dan indah. Mata terpana melihat angkasa, berharap burung hinggap di tangan kanan.

Ia lalai, burung di tangan tak digubris, sibuk bercengkrama dengan burung diangkasa, tak disadari perlahan burung di tangan terlepas.

Burung di tangan terbang perlahan hinggap di jendela, melihat bidadari tengah berdoa, air mata jatuh kepangkuan enggan terbang kembali, menghibur bidadari sunyi.

Setelah burung di angkasa lenyap, ia tersadar burung di tangan lenyap pula, meraung dalam sesal mengetuk pintu hati, tak terbuka. Menyapa manja tak tergubris. Membuka baju malu tak dilihat. Putus asa dalam penyesalan, punah semua harap. Benang impian terlepas. Terasa hampa.

ADSN, 190619

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun