Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Janji Hawa

26 Mei 2019   20:19 Diperbarui: 26 Mei 2019   20:26 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bumi dan alam seisinya ternganga mendengar kisah yang engkau tutur lewat tulisan. Kisah hidup seorang wanita. Jatuh bangun menapaki hidup, gelap terang tercatat sempurna.

Kisah yang tak sembarang wanita   mengalaminya, lengkap sudah kisah hidupnya kini saatnya untuk berhenti, diundakan cinta yang kau beri, salahkah bila ia memegang janji hawa tentang keputusan hati.

Biar manusia menertawakan bahkan tak mempercayai keputusannya, incaran mata liar berusaha menggoda karena ikatan ia jaga sebuah kepercayaan. Bagai Adam dan Hawa.

Kepasrahan diserahkan pada yang mengatur hidup pemilik nyawa, pintu ampunan diharap, tak lelah mengadu pada Tuhannya biarlah di depan manusia dianggap hitam atau abu-abu, tapi putih dihadapan Tuhannya.

Tuhan dalam kepasrahan satu pintanya, ia ingin menghadapMu dengan tersenyum, ambillah ia dalam keadaan terang bersimpuh padaMu.

ADSN, 260519

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun