Seperti biasa berada di antara riak hujan, mengepung tiada henti sampai kuyup, ingin memetik butiran hujan selalu pudar dan menghilang. Laksana waktu yang takkan pernah kembali.
Riak hujan masih mengepung dengan kuatnya, andai saja punya ajian menghilang, pasti sudah menghilang di tempat yang teduh dengan pelangi menemani, seperti halnya kenangan yang terkubur sangat dalam.
Hujan seperti butiran permata pecah ke bumi tak berbekas, bila namaku dilupa ingatlah kupu-kupu yang selalu menemani, sayap ku berikan pada kupu-kupu bersayap kusam karena ia ingin menarik perhatianmu, biarlah sayap hitam ku pakai dan aku melesat di antara gelap, biar kau tak pernah melihatku kembali.
***
ADSN, 130818