Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Belasungkawa...

27 Juli 2020   13:57 Diperbarui: 27 Juli 2020   14:03 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kadang aku ingin menulis tentangmu dengan sederhana
layaknya ajaran Sapardi tentang hujan di bulan juni
atau ringkasnya puisi Chairil pada bait-bait yang mumpuni
tanpa perlu diksi-diksi yang sulit kau terjemahkan
karena beberapa makna harus kusembunyikan
agar kau tak paham,
seberapa jauh nyeri mendekam

sering aku mengingatmu dengan penuh tawa
kembali pada masa dimana hanya ada cita dan cinta
tak perlu berjibaku dengan lara
tapi masa-masa yang telah terlewat hanya indah dalam diorama masa lalu
merumah di sudut jemala beserta ragu
haruskah makam seiring malam?
meledak bersama ribuan gemintang
cukup pendarnya yang kuingat sebagai kenang

sampan prahara kukayuh tanpa tergesa-gesa
kunikmati setiap luka dalam biduk sebanyak-banyaknya
kutulis dalam puisi-puisi yang takkan kau baca
karena belum, belum saatnya kau sepenuhnya hilang
meski hanya nelangsa yang bisa kupeluk kini

maka bersenang-senanglah, Sayang
dalam pusaran bianglala duka
sebelum akhirnya kau kupersilakan pergi
mengabadi dalam jejak-jejak silam yang muram
mengabur bersama sapuan kabut pukul lima pagi

lalu kukirimkan sebait aksara tentang belasungkawa,
ke jauh bumantara saat arunika tiba

- Jakarta, 05 Juli 2020 -


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun