Renjana,
belakangan ini sore gaduh menyetubuhi
janji-janji semu
menghias ilusi
lahir alusi
mampus aku dikoyak sepi!
kau bagaimana?
mayapada penuh semburat urna
pancarona sejak dulu kala
tawa dan seringai bergantian menyapa
penuh manik bahagia
bahagia, renjana?
tak apa
mereka bilang itu biasa
biar saja aku mengaduh pada malam
berisik meminta pada Tuhan
sedang pada kau,
selaksa bahasa aku diam
berpura-pura menikmati lakon sandiwara yang kau perankan
bahagia kita tak sama,
tak perlu sama
tak bisa sama
bahagia kita lain dunia
kau bersamanya
dan aku bersamamu
di dalam atma
cukup.
selama kau tertawa,
dan sadar aku ada.
- Jakarta, 22 Oktober 2019 -
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!