Mohon tunggu...
Anindhita Fitriah Prasetyo
Anindhita Fitriah Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas Mercubuana

NIM 43223010191 | Mata Kuliah: Teori Akuntansi | Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Program Studi S1 Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey : Menemukan Makna Manusia di Balik Angka

13 Oktober 2025   17:58 Diperbarui: 14 Oktober 2025   09:19 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Modul dari Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Dengan demikian, hermeneutik membantu kita memahami bahwa akuntansi tidak hanya berbicara tentang angka, tetapi juga tentang nilai, moral, dan kemanusiaan.

Pendekatan ini menjadikan akuntansi sebagai cerminan kehidupan manusia yang kompleks di mana logika, etika, dan empati saling berkaitan. Dalam konteks Indonesia, hal ini sangat relevan karena budaya kita menempatkan nilai-nilai sosial seperti gotong royong, tanggung jawab, dan kejujuran sebagai dasar kehidupan bersama.

2. Relevansi dalam Dunia Akuntansi Modern

Dalam dunia akuntansi modern yang didominasi oleh big data, kecerdasan buatan, dan sistem otomatisasi, pendekatan hermeneutik menjadi semakin penting. Meskipun teknologi mampu menghitung data dengan presisi tinggi, ia tidak mampu memahami makna moral atau sosial di balik angka.

Hermeneutik menawarkan cara berpikir yang menyeimbangkan aspek teknis dan reflektif. Ia menekankan bahwa angka tanpa makna hanyalah data kosong. Untuk menjadikan akuntansi bermakna, manusia harus menafsirkan data tersebut dalam konteks sosial, budaya, dan etika.

Sebagai contoh:

  • Laporan keuangan perusahaan tidak hanya harus benar secara teknis, tetapi juga harus jujur secara moral dan relevan secara sosial.
  • Auditor tidak hanya memeriksa kepatuhan, tetapi juga harus memahami konteks dan niat manajemen di balik keputusan-keputusan finansial.

Dengan kata lain, pendekatan hermeneutik membantu menjaga agar akuntansi tidak kehilangan sisi kemanusiaannya di tengah arus teknologi dan globalisasi ekonomi.

3. Menjawab Tantangan Etika dan Tanggung Jawab Sosial

Salah satu alasan penting mengapa hermeneutik relevan adalah karena pendekatan ini memperkuat dimensi etis dalam profesi akuntansi. Banyak kasus pelanggaran etika seperti manipulasi laporan keuangan, rekayasa laba, dan penyalahgunaan audit berakar dari cara pandang yang terlalu mekanistik terhadap akuntansi. Dalam paradigma ini, angka dianggap tujuan akhir, bukan sarana komunikasi nilai.

Hermeneutik mengingatkan bahwa angka adalah simbol moral yang hidup. Neraca bukan hanya soal keseimbangan finansial, melainkan juga keseimbangan moral antara hak dan kewajiban. Laba bukan sekadar hasil perhitungan rasional, tetapi juga cerminan keadilan distributif bagi pekerja, pemegang saham, dan masyarakat. Pajak bukan hanya beban keuangan, melainkan ekspresi solidaritas sosial.

Dengan demikian, pendekatan hermeneutik mendorong etika dan empati sebagai bagian inheren dari praktik akuntansi. Ia membantu akuntan untuk memahami konsekuensi sosial dan moral dari setiap entri yang mereka buat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun