Mohon tunggu...
Anindhita Fitriah Prasetyo
Anindhita Fitriah Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas Mercubuana

NIM 43223010191 | Mata Kuliah: Teori Akuntansi | Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Program Studi S1 Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey : Menemukan Makna Manusia di Balik Angka

13 Oktober 2025   17:58 Diperbarui: 14 Oktober 2025   09:19 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Modul dari Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Pemikiran ini sejalan dengan gagasan Iwan Triyuwono (2011) yang memperkenalkan spiritual accounting. Ia menegaskan bahwa pendidikan akuntansi seharusnya membentuk akuntan yang sadar nilai, bukan hanya cerdas teknis. Hermeneutik menjadi metodologi yang memungkinkan mahasiswa mengalami refleksi eksistensial menyadari bahwa akuntansi adalah praktik kemanusiaan, bukan sekadar sistem logika.

Dengan pendekatan ini, kampus bukan hanya tempat belajar teori, melainkan ruang dialog antara angka dan nilai, antara rasionalitas dan moralitas.

6. Dalam Era Digital dan Otomatisasi: Menjaga Jiwa Manusia di Tengah Mesin

Perkembangan teknologi informasi dan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah wajah akuntansi secara drastis. Banyak pekerjaan akuntan kini digantikan oleh sistem otomatis, dari pencatatan transaksi hingga analisis data keuangan. Namun, hermeneutik mengingatkan bahwa mesin dapat menghitung, tetapi hanya manusia yang dapat memahami.

Teknologi hanya mampu memproses informasi, tetapi makna dari informasi itu tetap berada di tangan manusia. Ketika sistem akuntansi digital dijalankan tanpa nilai, yang muncul bukan efisiensi, melainkan dehumanisasi.

Sebagaimana dikemukakan oleh Yunita (2023), otomatisasi tanpa kesadaran moral justru menciptakan "alienasi baru" di mana manusia menjadi hamba dari sistem yang ia ciptakan sendiri. Hermeneutik menolak hal ini dengan menegaskan bahwa manusia harus tetap menjadi penafsir utama dari hasil kerja teknologi.

Dalam praktiknya, hermeneutik dapat diterapkan dengan:

  • Memastikan sistem akuntansi digital mengakomodasi nilai etis seperti transparansi dan keadilan.
  • Menumbuhkan kesadaran reflektif pada pengguna teknologi agar tidak hanya memahami data, tetapi juga makna sosial di baliknya.
  • Menjadikan kecerdasan buatan sebagai alat bantu, bukan pengganti nilai kemanusiaan.

Dengan demikian, hermeneutik bukanlah antitesis dari teknologi, melainkan penuntun moral bagi pemanfaatannya.

7. Dalam Riset Akuntansi: Dari Analisis ke Pemahaman

Dalam dunia penelitian, hermeneutik memberi arah baru yang berbeda dari paradigma empiris-positivistik. Alih-alih berfokus pada pengujian hipotesis, riset hermeneutik berusaha menafsirkan pengalaman dan makna dari praktik akuntansi.

Metode ini mendorong peneliti untuk terlibat langsung dengan subjek penelitiannya, melakukan dialog, dan menafsirkan makna dari narasi yang muncul. Riset hermeneutik tidak mengejar generalisasi, tetapi pemahaman mendalam terhadap konteks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun