Beberapa wilayah seperti Comal menampilkan dinamika sosial yang menarik. Ibu Dewi, Ketua PKK Kecamatan Comal, menyoroti perlunya pelibatan sektor pendidikan dan guru BK dalam RPPA. Sementara Tina Pujiati dari Muslimat NU menyoroti fenomena anak punk dan remaja yang rentan secara sosial. Menanggapi hal ini, Nuryani menyampaikan bahwa Dinsos dan Satpol PP akan berkoordinasi dalam menyusun langkah pembinaan yang bersifat edukatif, bukan represif.
"Kita ingin perlindungan yang membina, bukan menyingkirkan," ujarnya dengan tegas.
Kecamatan Berdaya, Pemalang Bercahaya
Kelima RPPA ini menjadi bagian dari strategi besar Pemkab Pemalang dalam mewujudkan Kecamatan Berdaya -kecamatan yang responsif gender, ramah anak, dan berbasis komunitas.
Dinsos KBPP berkomitmen menjadikan RPPA sebagai Semi One Stop Crisis Center, yang menghubungkan berbagai unsur layanan seperti UPTD PPA, Puskesmas, Polsek, Kemenag, OBH, NGO, dan lembaga pendidikan.
"Kunci keberhasilan perlindungan adalah kolaborasi. Pemerintah, DPRD, dunia usaha, media, dan masyarakat harus berjalan seirama," ujar Triyatno Yuliharso menutup kegiatan di Ampelgading.
Langkah ini diharapkan menjadi fondasi bagi terwujudnya Kabupaten Layak Anak dan Ramah Perempuan, sekaligus memperkuat visi daerah: "Pemalang Bercahaya Bersih, Cakap, Handal, dan Mulya."
"RPPA bukan sekadar rumah layanan, melainkan simbol bahwa perlindungan perempuan dan anak bukan urusan segelintir orang, melainkan urusan kemanusiaan kita bersama."
Reporter: Anugrah Fitria Berliannanda
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI