Mohon tunggu...
ANUGERAH OS
ANUGERAH OS Mohon Tunggu... Peternak - ~Penghobi hitam dan penggemar manis. HITAM MANIS, itu saja~

Selama kata masih merangkai kalimat Selama itu pula pena kan tetap berjaya Selama badan masih mengandung hayat Selama itu pula diri kan tetap berkarya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dongeng | Takluknya Si Raja Pembohong

11 Oktober 2018   08:08 Diperbarui: 18 Desember 2023   14:14 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya tahu, kalau Paduka itu sebenarnya adalah seorang perempuan..."

"Haha..." Raja terkekeh mendengarnya, lalu berjalan mondar mandir di depan kursinya.

"Di usia remaja, saat menjadi gadis yang rupawan, Paduka banyak ditaksir lawan jenis, sayangnya Paduka sedikitpun tak ada minat terhadap laki-laki, bahkan sering menolak dengan cara yang kasar." Pavvina melanjutkan sedikit menggebu setelah di awal tadi agak khawatir kalau-kalau Raja murka dengan pengantarnya.

Raja Bobohong mengernyitkan alisnya dan menatap Pavvina lalu membalik badan membelakang, tampak ia berpikir keras. Pavvina yang melihat sepintas reaksi Sang Raja merasa di atas angin dan melanjutkan ceritanya, "malah Paduka tumbuh menjadi gadis yang pemberani, menguasai ilmu silat dan jago berkelahi, bahkan terkadang laki-laki yang ditolak, namun nekat mendekat berakhir dengan duel sengit.  Nama  Paduka waktu itu Narta Matasuper. Mata Paduka adalah kekuatan yang mematikan..." Tapi belum sempat ia melanjutkan rangkaian ceritanya, Raja Bobohong mengangkat tangan angkat suara...

"Cukup Pavvina. Kelanjutan ceritamu sudah jelas, sekelompok laki-laki yang merasa tak dihargai itu sepakat untuk mengeroyok aku. Aku tak berdaya, mereka menutup mataku. Kekuatanku hilang, aku dipukuli, aku ditendangi, hingga terjadilah keajaiban... Aku menjadi laki-laki. Yah ajaib memang, tiba-tiba aku menjadi lelaki, berkumis lebat pula, mereka yang mengeroyok itu lari tunggang langgang... Hahaha... Aku pun berganti nama menjadi Antar Perut Emas, kekuatanku berpindah dari mata ke perut..."  Raja berbalik memutar badan, ternyata Pavvina jatuh pingsan, mungkin tak kuasa mendengar jawaban Raja.    

Raja Bobohong memang terkenal kesaktiannya dalam ilmu berbohong, dan sampai hari ini, di saat-saat dia merasa sudah sangat tua, belumlah ada yang dianggapnya pantas menggantikan posisinya di singgasana. Belum ada yang bisa menandingi kepiawaiannya berbohong.

Saking ahlinya dalam dunia bohong berbohong, Raja Bobohong memiliki segudang penangkal cerita bohong yang dipersiapkan untuk menangkis kebohongan peserta  sayembara. Dan namanya juga Raja yang sakti, setiap kali ia membendung cerita bohong peserta, si pencerita langsung tak berkutik, mata hanya bisa melotot dan mulut terkunci tak berdaya. Dan pada saat itulah Raja Bobohong biasanya akan tertawa menang. Dan peserta yang kalah hanya bisa menyeka keringat ataupun menjadi tertunduk malu dan dengan sendirinya berlalu.

Setelah cerita Pavvina yang langsung mendapat jawaban jitu dari Raja Bobohong, peserta berikutnya tampil satu per satu, bahkan 5 di antaranya mundur sebelum berkisah,  yakin dengan kemampuannya yang tidak mungkin mengalahkan Raja. Sampai ke peserta dengan nomor urut tigapuluh enam, tidak ada seorang pun yang berhasil, cerita kesemuanya dimentahkan Sang Raja yang sakti itu. Keadaan yang membuat Raja Bobohong mulai khawatir, kalau-kalau tidak ada lagi calon penerusnya. Hingga tibalah giliran Dumbaglet maju mendekat ke hadapan Baginda Bobohong.

***

 "Paduka yang mulia, hamba adalah seorang pangeran, tinggal bertetangga dengan kerajaan BBM, di sebuah istana di kerajaan  rimba. Kerajaan itu diperintah oleh seorang Ratu yang sangat bijaksana dan penyayang..." Baginda Bobohong yang sudah kembali duduk di kursi kerajaannya, manggut-manggut, "hmm... pengantar yang jujur....lanjutkan Dumbat.. eh siapa tadi?" Dalam hatinya ia bertanya-tanya, Kerajaan Rimba? Di mana itu?   

"Dumbaglet Paduka, biasa dipanggil Dum atau Let saja. Pekerjaan hamba berkebun dan mengumpulkan madu di hutan untuk dijual di kerajaan tetangga, hasilnya lumayanlah buat penyambung hidup."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun