Buku memang belum menjadi kebutuhan dalam masyarakat kita. Apalagi jenis buku yang kami terbitkan adalah sastra, terutama sastra terjemahan karya-karya luar yang sudah menjadi milik umum atau public domain.
Menerbitkan buku akhirnya lebih sebagai sebuah kepuasan batin. Melihat sebuah buku yang naskahnya kita tulis atau terjemahkan berbulan-bulan akhirnya terwujud dalam bentuk fisik cetaknya, bagaikan... sebagian ada yang menganalogikan sebagai seperti melahirkan... tapi saya kan laki-laki, tidak mungkin melahirkan. Ya, semacam ada rasa puaslah. Semua jerih payah selama ini akhirnya terbayarkan dengan hadirnya sebuah karya yang dapat dinikmati oleh orang lain.
Buku dalam bentuk fisik, bagaimana pun, hingga saat ini masih bertahan. Entah sampai kapan hingga akhirnya sama sekali terhenti dan tergantikan oleh buku elektronik atau E-Book.Â
Demikian juga penerbitan kecil kami, bukukatta, entah sampai kapan masih bertahan menerbitkan buku. Terakhir saya memutuskan untuk beralih menerbitkan komik karya komikus lokal.Nanti lah jika ada waktu, saya ceritakan pula suka dukanya. Demikan. Saya sudah menuliskan!Â