Mohon tunggu...
Ghery Helwinanto
Ghery Helwinanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Librarian

Membaca memiliki banyak tujuan seperti mencari arah ke tempat tujuan, mencari arti dari suatu kata, mencari penjelasan dari suatu kejadian, dan lain-lain. Membaca juga tidak melulu soal buku, bisa juga koran, majalah, artikel ilmiah, artikel berita, peta, kamus, hingga bibliografi.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Mengapa Influencer Lebih Mudah Menerbitkan Buku

26 Maret 2024   19:30 Diperbarui: 26 Maret 2024   23:13 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com

Fenomena orang yang terkenal di jagad maya atau influencer yang merilis buku bukanlah hal yang baru. Contohnya seperti Dee Lestari dengan bukunya Filosofi Kopi, Fiersa Besari dengan Garis Waktu, dan Beby Chaesara dengan bukunya berjudul Separuh Utuh Sebuah Rindu. Dee dulunya merupakan anggota trio vokal Rida Sita Dewi yang kemudian merilis buku pertamanya berjudul Supernova di tahun 2001. 

Fiersa Besari merupakan seorang musisi terkenal yang pernah menuliskan sountrack lagu untuk film Imperfect dan Beby Chaesara yang juga merupakan mantan idol dari JKT48. Apapun latar belakangnya, penerbitan buku terbuka bagi siapapun bahkan orang awam sekalipun. Tapi mengapa penerbitan buku begitu menjanjikan bagi orang yang tidak sejak awal mengabdikan dirinya untuk menulis sepanjang waktu seperti influencer? Alasannya cukup sederhana.

Penerbit secara umum akan berpedoman target pembaca, dan hasil tulisan. Hal ini benar saja, penerbit merupakan perusahaan yang berbisnis dari penerbitan sebuah buku. Oleh karena itu, wajar saja bila penerbit akan berfokus pada keuntungan komersil dari pembelian buku. Pembelian buku yang banyak pastinya didukung dengan target pembaca yang sudah jelas sejak awal. Penerbit mengetahui target pembaca dengan melakukan riset terlebih dahulu tentang seperti apa tulisan yang cenderung disukai oleh pembaca di luar sana. Bila tidak demikian, penerbit mungkin juga akan menargetkan seseorang yang memiliki reputasi yang bagus dan dikenal banyak khalayak. Reputasi yang bagus dan terkenal cenderung memudahkan penerbit untuk mengidentifikasi target pembaca. Target pembaca yang dimaksud disini adalah penggemar dari influencer tersebut.

Dalam konteks penerbitan, setidaknya terdapat 4 golongan berdasarkan reputasi penulis dan hasil tulisannya. diantaranya adalah:

  • Reputasi penulis yang bagus dan hasil tulisannya bagus,
  • Reputasi penulis sudah bagus namun hasil tulisannya biasa saja,
  • Penulis tidak memiliki rekam jejak namun hasil tulisannya bagus,
  • Penulis tidak memiliki rekam jejak dan hasil tulisannya biasa saja.

Bagi orang yang tidak memiliki rekam jejak di dunia kepengarangan ataupun di dunia hiburan, mencoba untuk menerbitkan buku memanglah bukan jalan yang mudah. Penulis pemula perlu mengetahui target pembacanya sejak awal menulis buku bila ingin melewati tebing terjal menuju meja editor. Menyesuaikan tulisan sesuai dengan keinginan pembaca mungkin akan sedikit melukai idealisme dari beberapa penulis. Namun, sangat penting bila kamu ingin segera menerbitkan buku lewat penerbit, sebaiknya ikuti saja apa yang pembaca sukai. Saya tidak bilang bahwa ini satu-satunya cara untuk menerbitkan buku. Kamu selalu bisa untuk menerbitkan buku sendiri secara mandiri dengan memanfaatkan media self-publishing, tetapi target pembaca tetaplah yang menjadi hal yang utama karena mereka yang membeli bukumu.

Penerbit memang akan memprioritaskan keuntungan sehingga tidak heran bila penulis dengan reputasi baguslah yang akan diutamakan. Hal ini karena target pembacanya sudah ada dan tinggal disediakan saja produk yang dengan sukarela mereka konsumsi terlepas dari bagaimanapun hasil tulisan yang akan dipublikasi.

Selain self publishing, solusi bagi penulis pemula yang tidak memiliki rekam jejak dan hasil tulisannya biasa saja adalah dengan melakukan editing tulisan secara mandiri. Mengapa demikian? Penerbit umumnya lebih menyukai naskah yang sudah terformat dengan baik dan tidak membutuhkan lebih banyak perubahan, terutama perubahan major pada naskah. Penulis dapat melakukan editing sendiri terhadap tulisannya sebelum dikirim ke penerbit yang ingin dituju. Namun, cara ini sangat melelahkan dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Cara lain yang dapat dipakai oleh penulis pemula adalah dengan memanfaatkan jasa editor lepas. Penulis hanya perlu mengirimkan naskah dan mengeditnya sesuai permintaan dari sang editor lepas. Akan tetapi, perlu diingat bahwa tulisan yang sudah diedit sekalipun tidak akan lolos ke penerbit bila target pembacanya tidak ada. Pastikan untuk melakukan riset terhadap target pembaca sebelum menulis. Sebenarnya, banyak faktor yang menyebabkan naskah penulis pemula tidak kunjung lolos, mulai dari target pembaca yang belum jelas, adanya naskah lain yang memiliki prioritas tinggi untuk diterbitkan, hasil tulisan yang kurang mernarik, dan lain-lain.

Baca juga: Apa itu Literasi?

Daftar Pustaka

https://www.gramedia.com/author/author-dee-lestari-1 diakses pada tanggal 26 Maret 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun