Mohon tunggu...
Purbo Iriantono
Purbo Iriantono Mohon Tunggu... Freelancer - Jalani inspirasi yang berjalan

"Semangat selalu mencari yang paling ideal dan paling mengakar" merupakan hal yang paling krusial dalam jiwa seorang yang selalu merasa kehausan kasih...

Selanjutnya

Tutup

Humor

Obat Mujarab Segala Penyakit Demokrasi: Judi/Dadu!

14 Oktober 2019   17:02 Diperbarui: 16 Oktober 2019   13:50 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Dalam peradaban Yunani kuno, ada mitos tentang seorang dewi yang dapat menjawab semua pertanyaan masalah manusia, dan setiap jawabannya diyakini merupakan kebenaran. Untuk orang Jawa, kisah hidup Ken Arok merupakan bukti bahwa permainan judi juga bukan hal yang asing di kalangan para premannya.

Filsuf terkenal dari Jerman, Hegel bahkan berpendapat bahwa nilai-nilai harus dapat dijadikan pertaruhan. Manusia perlu mempertaruhkan hidupnya (judi khan?) dan menerima adanya kemungkinan-kemungkinan untuk mati.

Permainan judi menuntut tingkat nyali yang tinggi terkait dengan resiko kekalahan yang harus diterima secara lapang dada. Kisah mahabharata menggambarkan kelapangan dada para Pandawa untuk menerima resiko dari kekalahannya. Terlempar ke kehidupan hutan belantara yang dianggap merupakan jagad dari kasta terendah di dalam kosmologi Hindu, dan kehilangan singgasana kerajaannya pula! Seorang pengarang Rusia, Dostoyevski dalam bukunya yang berjudul "The Gambler" memaparkan tuntutan lain dari seorang penjudi unggul dan ideal, yakni bahwa di dalam kancah perjudian seorang pria harus selalu bersikap hati-hati. 

Dalam ranah perjudian, yang ada hanya petaruh dan bandar, semua hasil putaran dadu adalah mutlak. Mengikat dan menuntut komitmen penuh. Ini merupakan keunggulan putusan hasil perjudian yang sifatnya selalu cepat, sederhana dan mengikat penuh komitmen para petaruh dan bandar. 

Untuk judi jenis tertentu yang bersifat spesifik kedaerahan, seperti judi merpati balap di kebanyakan masyarakat Jawa Barat khususnya, memiliki nilai-nilai budaya seperti komitmen dan kesetiaan pejantan pada betinanya,  pria pada wanita pasangannya. Si merpati jantan secara total dan berani mati rela menukik tajam dan menjatuhkan dirinya ke arah merpati betina pasangannya dari ketinggian terbang yang tak terpermanai.

Kebaikan lain adalah bahwa praktek perjudian ini bersifat menghibur bahkan memabukkan para petaruhnya.

Keburukan judi, menurut pendapat yang lebih kontemporer bersifat menagihkan (addictive), melemahkan etos kerja dan tuntutan berpikir mendalam (depth thingking analysis), bersifat memabukkan (kealpaan dan kelalaian pada segala hal). Namun sifat buruk ini eksesnya masih dapat dikendalikan bila ada pembatasan yang berupa aturan tertentu dan juga nilai-nilai budaya yang mengkhususkan pengesahannya untuk ambilan keputusan secara  cepat dan untuk menghindari terjadinya 'retakan' atau pembelahan di masyarakat.

Sifat menagihkan dan memabukkan dapat dihindari melalui peraturan pembatasan tingkat kekerapan dan jumlah taruhan yang disesuaikan dengan penghasilannya. Sedang sifat pelemahan pada etos kerja dan etos belajar dan berpikir mendalam dapat dihindari dengan penyadaran akan permainan judi yang hanya bersifat kesementaraan yang menghibur dan  tidak akan meningkatkan pertumbuhan pengembangan pribadi manusia. 

Seandainya, semua politikus di negeri ini mengalami kelupaan kronis pada kata 'rakyat' dan hanya ingat  kata 'judi' atau dadu (dice) sebagai gantinya. Mungkin, negeri ini  akan berubah seketika menjadi negeri paling demokratis di seantero jagad! Karena hanya dalam kancah ini lah kita bisa menjadi seorang demokrat sejati. Di kancah ini, tak ada isu sara, tak ada masalah toleransi, teror apalagi radikalisme. Yang ada petaruh dan bandar; pemenang dan pecundang!

Setiap perkara yang dapat dipecahkan melalu rasio, selesaikanlah dengan cara itu secepatnya. Bila menemui kebuntuan dan harus dengan cara mufakat,

bereskanlah dengan cara mufakat. Bila masih juga alami kebuntuan dan berlarut-larut, serta mengancam keutuhan bangsa, lemparkanlah dadu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun