Penegak wacana dan Kuasa muwakil kebenaranÂ
itu bak dua ujung obat nyamuk bakar yang membara bersamaan,
kedua ujung menyala, bergejolak, meledak dan  bergerak 'tuk saling mendekatÂ
ke titik temu yang bergelar "kebenaran ternisbi".
Tapi, sayangnya fakta senantiasa luput dari harap!
Bara di salah satu ujungnya, si ujung penegak wacana, meredup dan tiba-tiba  mati!
Lumpuhlah pergerakannya, tak lagi dapat bersuara apalagi maju tuk saling mendekat.
Hanya mampu pasrah, lalu kidungkan lagu persembahan.
Ujung yang lain, ujung Kuasa muwakil kebenaran, masih tetap nyala dan membara
meski agak terengah...
Kini muncul tanya...