Mohon tunggu...
Hilariani Sare
Hilariani Sare Mohon Tunggu... Perawat

Dari pena ke dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita kemarin : nakes perbatasan diantara muntahan lewotobi

15 Oktober 2025   23:37 Diperbarui: 15 Oktober 2025   23:49 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sana kami tertawa pada dengkuran,

menertawakan kentut dan kisah seram,

sekadar menghibur hati yang pilu.

Tidur kembali setelah bumi bergetar?

Iya.

Kami harus mengumpulkan kewarasan,

menyusun kembali mental yang utuh,

agar besok ---

kami masih sanggup mendengarkan keluh kesah

dan tangis para korban letusan.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun