Mohon tunggu...
Antonius Ruron
Antonius Ruron Mohon Tunggu... Guru Penjas Sekolahan

You'll never write alone

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Motoran Larantuka - Labuan Bajo PP (1.334 KM). Part VI

9 Maret 2025   11:54 Diperbarui: 9 Maret 2025   11:54 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Part 6#. PULANG

Motoran dari Ruteng ke Ende  menghabiskan waktu seharian. Bensin masih penuh, persiapan pagi ini cukup dengan memastikan rem dan lampu motor berfungsi dengan baik. Kami meninggalkan Mano -- Ruteng diantar om Rio dan si kecil Adriella ke jalur utama lintas Flores. Kami meninggalkan mereka sekitar pukul 8.30 pagi.

Kembali melintasi jalur pegunungan dan bukit ke arah Borong. Ini seperti dari gunung turun ke pantai. Setelah kira-kira satu jam perjalanan kami tiba di kota Borong. Jalur dalam kota Borong tidak rumit , cukup ikuti petunjuk jalan kita bisa keluar dari dalam kota dengan mudah. Cuaca di Borong lumayan panas.

Perjalanan kami lanjutkan, tanpa isitirahat di Borong kali ini, terus lanjut ke Aimere. Jarak Borong ke Aimere bisa ditempuh dalam waktu satu jam. Aimere itu wilayah kabupaten Ngada, pinggir pantai, lumayan ramai. Kami mampir isi bensin, Rp 28.000,- penuhkan tangki. Istirahat di Indomaret, minum dan jajan. Biasanya kalau istirahat minumnya yang mengandung banyak vitamin C. Sepertinya kapal Fery dari Kupang baru saja sandar. Banyak penumpang Fery yang motoran ke Arah Bajawa.

Dok. Pribadi Antonius Ruron
Dok. Pribadi Antonius Ruron

Setengah jam beristirahat, perjalanan kami lanjutkan menanjak ke arah Bajawa. Jarak Aimere ke Bajawa cuman 30an km, tidak jauh. Tapi jalur jalan ini punya tikungan di luar nalar. Untuk motor matic akan sangat boros kalau harus ngebut di jalur semacam ini. kami tetap pelan -- pelan saja lewati berbagai jenis tikungan. Dari Aimere ke Bajawa ini seperti dari pantai ke gunung. Aimere di pinggir pantai dan Bajawa di gunung. Tiba juga kami di daerah Bajawa. Kota Bajawa itu agak masuk dari jalur utama lintas Flores. Tidak seperti Borong yang kita melintas di dalam kotanya. Kami tidak mampir di kota Bajawa. Tetapi terus ke Mataloko. Mampir sebentar di rumah teman Yoan Dagut sekedar membeli kopi Bajawa untuk  oleh-oleh.

Dok. Pribadi Antonius Ruron
Dok. Pribadi Antonius Ruron

Kami baru makan siang ketika tiba di Boawae. Ada pasar pinggir jalan utama. Warung makan di sini dengan menu yang tidak biasa. Di Larantuka tidak ada warung RW. Nah di Boawae ada, kami mampir di warung ini dan memesan sesuai menu yang tersedia.

Tujuan kami ke Ende  masih jauh, mungkin 2 jam bisa tiba. Kami lanjutkan perjalanan.

Sementara bensin di motor berkurang. Tapi tetap saya paksakan biar isi di pom bensin Ende. 36 ribu untuk penuhkan tangki motor kali ini. Kami mencari penginapan di dalam Kota Ende lalu bermalam pada perjalanan pulang hari ke dua.

Pagi -- pagi benar kami berdiskusi untuk memutuskan dari Ende ke Maumere lewati jalur mana. Karena penasaran juga mau lewat jalur pantai utara. Saya menelpon kerabat yang pernah lewat di jalur itu menanyakan kondisi jalan seperti apa biar memastikan motor matic tidak bermasalah kalau melintas di sana. Sambil mempelajari rutenya di google maps.

Jam 8 pagi kami meninggalkan kota Ende, siap berpetualang di rute yang katanya menantang menuju Maumere. Di pasar Detusoko langsung belok kiri memasuki daerah yang benar benar asing. Ketika melewati jalur ini seperti ada suasana masa lalu. Kampung-kampung yang asri, jalan aspal pecah pecah. Pokoknya ada sensasi yang berbeda dibanding melintasi jalan utama trans flores.

Ternyata dari pasar Detusoko menuju pantai utara ini lumayan jauh, sekira 60an km. Di beberapa tempat di rute ini terdapat jembatan kecil yang rusak. Kendaraan harus menyeberang langsung di kali-kali kecil. Di beberapa tempat yang rata terlihat sawah membentang. Kami sempat berteduh karena tiba-tiba hujan sebelum tiba di daerah Maurole dan makan siang di sana.

Dok. Pribadi Antonius Ruron
Dok. Pribadi Antonius Ruron

Perjalanan kami lanjutkan, melewati pantai utara, rute yang benar benar berbeda. Jalan aspal yang tidak mulus membuat perjalanan melambat namun pemandangan yang indah dan rasa penasaran membuat rasa lelah itu pudar. Tetap semangat sepanjang jalan. Rute ini memang agak ekstrim ya, apalagi kalau melintas saat musim penghujan. Jalan berbatasan langsung dengan laut di beberapa tempat. Seperti laut yang ditimbun agar bisa dilewati.

Pom bensin di rute ini masih jarang, ada yang sudah dibangun tapi belum beroperasi sehingga harus beli bensin eceran. Entah kenapa jalan pulang itu membuat kita merasa lebih berenergi walaupun dengan medan dan cuaca yang lebih berat. Jalur Pantura ini cocoklah untuk yang suka petualang. Di tengah perjalan ternyata ada warung kopi di pinggir pantai dekat kebun warga. Kami berhenti minum kopi. Beberapa travel yang melintas di jalur ini sedang parkir. Agak ramai walau seperti di antah berantah jauh dari perkampungan.

Singkat cerita jam 3 sore baru kami tiba di Maumere. Lumayan lama karena beberapa kali harus berteduh menunggu hujan redah. Setelah makan lagi di Maumere, penuhkan tangki bensin Rp. 30.000 kami teruskan jalan pulang kami ke kediaman kami di Larantuka.

Dok. Pribadi Antonius Ruron
Dok. Pribadi Antonius Ruron

Rasa legah dan syukur luar biasa ketika sekitar jam 7 malam kami membuka pintu rumah. Seperti baru saja melewati tantangan berat. Ada kegembiraan, kepuasan dan bangga kepada diri sendiri. Ternyata kita lebih kuat dari pada apa yang kita bayangkan. Perjalanan yang sepertinya tidak mungkin dilakukan kalau sudah terlebih dahulu menempatkan rasa takut akan lelah perjalanan, jarak yang jauh di dalam pikiran. Segala yang terjadi di dalam perjalanan, seperti membuat kita sadar, cuman ada pasangan, partner perjalanan kita yang menjadi solusi untuk apapun yang kita rasakan. Berjam -- jam di atas motorpun membuat topik cerita di atas motorpun menjadi banyak dan unik. Kadang kami bergosip tentang sapi.

Jika ditanya apakah masih ingin mengulang perjalanan semacam ini ?

Sudah pasti ia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun