Pagi -- pagi benar kami berdiskusi untuk memutuskan dari Ende ke Maumere lewati jalur mana. Karena penasaran juga mau lewat jalur pantai utara. Saya menelpon kerabat yang pernah lewat di jalur itu menanyakan kondisi jalan seperti apa biar memastikan motor matic tidak bermasalah kalau melintas di sana. Sambil mempelajari rutenya di google maps.
Jam 8 pagi kami meninggalkan kota Ende, siap berpetualang di rute yang katanya menantang menuju Maumere. Di pasar Detusoko langsung belok kiri memasuki daerah yang benar benar asing. Ketika melewati jalur ini seperti ada suasana masa lalu. Kampung-kampung yang asri, jalan aspal pecah pecah. Pokoknya ada sensasi yang berbeda dibanding melintasi jalan utama trans flores.
Ternyata dari pasar Detusoko menuju pantai utara ini lumayan jauh, sekira 60an km. Di beberapa tempat di rute ini terdapat jembatan kecil yang rusak. Kendaraan harus menyeberang langsung di kali-kali kecil. Di beberapa tempat yang rata terlihat sawah membentang. Kami sempat berteduh karena tiba-tiba hujan sebelum tiba di daerah Maurole dan makan siang di sana.
Perjalanan kami lanjutkan, melewati pantai utara, rute yang benar benar berbeda. Jalan aspal yang tidak mulus membuat perjalanan melambat namun pemandangan yang indah dan rasa penasaran membuat rasa lelah itu pudar. Tetap semangat sepanjang jalan. Rute ini memang agak ekstrim ya, apalagi kalau melintas saat musim penghujan. Jalan berbatasan langsung dengan laut di beberapa tempat. Seperti laut yang ditimbun agar bisa dilewati.
Pom bensin di rute ini masih jarang, ada yang sudah dibangun tapi belum beroperasi sehingga harus beli bensin eceran. Entah kenapa jalan pulang itu membuat kita merasa lebih berenergi walaupun dengan medan dan cuaca yang lebih berat. Jalur Pantura ini cocoklah untuk yang suka petualang. Di tengah perjalan ternyata ada warung kopi di pinggir pantai dekat kebun warga. Kami berhenti minum kopi. Beberapa travel yang melintas di jalur ini sedang parkir. Agak ramai walau seperti di antah berantah jauh dari perkampungan.
Singkat cerita jam 3 sore baru kami tiba di Maumere. Lumayan lama karena beberapa kali harus berteduh menunggu hujan redah. Setelah makan lagi di Maumere, penuhkan tangki bensin Rp. 30.000 kami teruskan jalan pulang kami ke kediaman kami di Larantuka.
Rasa legah dan syukur luar biasa ketika sekitar jam 7 malam kami membuka pintu rumah. Seperti baru saja melewati tantangan berat. Ada kegembiraan, kepuasan dan bangga kepada diri sendiri. Ternyata kita lebih kuat dari pada apa yang kita bayangkan. Perjalanan yang sepertinya tidak mungkin dilakukan kalau sudah terlebih dahulu menempatkan rasa takut akan lelah perjalanan, jarak yang jauh di dalam pikiran. Segala yang terjadi di dalam perjalanan, seperti membuat kita sadar, cuman ada pasangan, partner perjalanan kita yang menjadi solusi untuk apapun yang kita rasakan. Berjam -- jam di atas motorpun membuat topik cerita di atas motorpun menjadi banyak dan unik. Kadang kami bergosip tentang sapi.
Jika ditanya apakah masih ingin mengulang perjalanan semacam ini ?
Sudah pasti ia.