Mohon tunggu...
Dr dr M N Ruky M Kes Apt Sp GK
Dr dr M N Ruky M Kes Apt Sp GK Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Dokter

Professional Medicine, Apoteker, Nutrition and Leadership

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Puasa dan Kesehatan (1)

9 Maret 2024   16:32 Diperbarui: 9 Maret 2024   16:50 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, dalam kondisi ketotik, jantung dapat secara efektif memanfaatkan tubuh keton sebagai energi. Demikian pula otak, termasuk organ yang sangat boros energi, dan biasanya bergantung pada glukosa sebagai energinya. Namun, ketika persediaan glukosa terbatas, sebagian energinya diperoleh dari badan keton (misalnya saat puasa, olahraga berat, rendah karbohidrat, diet ketogenik, dan pada neonatus).

Meskipun sebagian besar jaringan lain memiliki sumber bahan bakar alternatif (selain badan keton) ketika glukosa darah rendah, namun organ otak tidak demikian. Bagi otak, pada saat inilah keton menjadi penting. Setelah tiga hari glukosa darah rendah, otak mendapat 25 persen energinya dari badan keton. Setelah sekitar empat hari, angka ini melonjak hingga 70 persen.

Pada individu normal yang sehat, terdapat produksi badan keton yang konstan oleh hati dan pemanfaatannya oleh jaringan lain. Ekskresinya melalui urin biasanya sangat rendah dan tidak terdeteksi oleh tes urin rutin. Namun, ketika glukosa darah turun, sintesis keton meningkat, dan bila melebihi laju pemanfaatannya, konsentrasi keton dalam darah meningkat, diikuti dengan peningkatan ekskresi melalui urin.  Keadaan ini biasa disebut sebagai ketosis, dan bau aseton yang manis dan seperti buah di napas adalah ciri umum ketosis.

Manfaat puasa yang paling nyata adalah penurunan berat badan. Dulu, lazim orang-orang yang berpuasa selama periode waktu tertentu untuk memperoleh manfaat kesehatan. Periode puasa ini kerap disebut "pembersihan", "proses detoksifikasi", atau "pemurnian, dan masyarakat percaya bahwa  puasa tersebiut membersihkan dari toksin dan meremajakan tubuh mereka.

Ibarat dalam dunia penerbangan, dikenal adanya "aircraft aging program" untuk keselamatan penerbangan serta memastikan usia pesawat menjadi panjang agar ekonomis. Komponen demi komponen pesawat seperti mesin, rangka, alat kemudi, alat komunikasi dan komponen lainnya secara periodik dirawat untuk memastikan keselamatan penerbangan dan umur pesawat bisa panjang.

Demikian pula puasa, merupakan cara paling efektif untuk memicu proses pembersihan sel dari segala kerusakan. Ketika sedang berpuasa, tubuh Anda tidak mendapakan asupan makanan dan nutrisi apapun dalam waktu tertentu. Hal ini menyebabkan sel bekerja di bawah tekanan, dan memaksanya untuk membersihkan dan mendaur ulang sel yang rusak agar dapat berfungsi kembali.


Ketika sel dalam keadaan lapar, maka sel-sel akan memakan sampah di sekitarannya, sampah-sampah yang menumpuk akan dibersihkan sehingga lingkungan sel menjadi bersih dan tidak terhindar dari sumber penyakit. Lewat pembersihan diri di tingkat sel tersebut, puasa memainkan peran penting dalam pemeliharaan kesehatan tubuh keseluruhan, yang akan memberi berbagai macam manfaat dengan izin Allah Subehanahu Wa Ta'ala, yaitu:

  • Meningkatkan kejernihan mental dan konsentrasi
  • Menyebqabkan penurunan berat badan dan hilangnya lemak tubuh
  • Menurunkan kadar gula darah
  • Meningkatkan sensivitas insulin
  • Meningkatkan energi
  • Meningkatkan pembakaran lemak
  • Menurunkan kolesterol darah
  • Mencegah penyakit Alzheimer (pikun)
  • Memperpanjang usia
  • Menunda proses penuaan
  • Mengurangi peradangan

Menjalankan ibadah puasa, selain sebagai ibadah yang tentunya pahalanya sangat besar di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kemudian beberapa bonus bagi tubuh adalah pengurangan asupan kalori yang murah dan terbukti memiliki potensi untuk mencegah penyakit kronik seperti penyakit kardiovaskular, neurodegeneratif, dan kanker.

Pada beberapa kasus, di awal puasa, mungkin ada yang mengalami sakit kepala, pusing, dan mual karena kurang tidur. Pada minggu kedua tubuh sudah terbiasa dengan perubahan sistem pencernaan. Ukuran perut berubah dan jumlah makanan yang bisa dimakan setiap kali makan juga berkurang. Selama Ramadhan, kita harus tetap mengkonsumsi gizi seimbang untuk meminimalkan faktor risiko seperti gangguan pencernaan, dehidrasi, dan sembelit.

Berikut beberapa tips berpuasa dengan sehat dan aman di bulan Ramadan:

  • Jangan melewatkan sahur
  • Jangan makan berlebihan saat berbuka puasa

3) Nikmati waktu makan selama berbuka puasa.

  • Hindari makanan berlemak, makanan asin dan makanan tinggi gula

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun