Pikir-pikir, perlukah tindakan penyaringan sebegini menyiksakan untuk kedatangan di Hong Kong ini?Â
Sebelum keberangkatan sudah harus tes negatif, di tes lagi setelah tiba, tetapi tanpa adanya pengawasan dalam pengambilan bahan tes dari ludah penumpang, tidak peduli apa yang dimasukkan ke dalam tabung tes itu.Â
Sewaktu menunggu juga sudah baur membaur tanpa perhatikan aturan social distancing di dalam bandara. Seakan-akan semua tindakan screening ini, sekadar show saja.
Dengan keletihan, kita sekarang baru diantar ke Terminal 1 untuk imigrasi. Kita berdua tanpa antre, karena istri memiliki kartu penduduk Hong Kong SAR. Namun, kita dimasukkan ke sebuah ruangan kecil untuk pemeriksaan surat-surat. Ada masalah apa lagi?
Memang sejak 5 Juni tahun ini, seperti di China, Hong Kong pun menutup rapat pintu masuknya untuk pemegang paspor Amerika. Kecuali suami atau istri seorang penduduk Hong Kong yang boleh ikut datang.
Di LAX sudah diperiksa, disini diperiksa lagi. Harus menunjukkan surat nikah yang mencantumkan semua nama-nama lengkap sesuai dengan nama di dalam paspor. Bereslah. Setelah 14 hari karantina, kita diperbolehkan melancong di Hong Kong selama 90 hari, bila perlu masih boleh diperpanjang.
Tertidur di taksi yang mengantar kita ke Hotel Ramada Hong Kong Grand di Tsim Sha Tsui. What a day.
Cerita menyambung.
Oleh: Anthony Hocktong Tjio
Kowloon. 12 September 2020.