Kau bukan merah yang membara,
Bukan pula jingga yang hangat,
Atau coklat yang membumi,
pun kuning telur mata sapi sepertiku, yang jauh lebih mudah kupahami
Kaulah biru yang melangit
Bersama awan-awan keperakan yang menari bersama angin untuk turun menjadi abu-abu mendung
Kaulah badai dan halilintarnya yang angkuh,
Kaulah pelangi yang indah muncul dengan malu,
Kaulah bau basah yang terlahir dari kisah hujan,
Kita lah ragam warna dari langit yang sama untuk bumi yang sama-sama kita tinggali,
Cerah birumu dan hangat senjaku datang silih berganti sebelum petang datang untuk kita terlelap bersama,
Atau menari dibawah pesta purnama