Mohon tunggu...
Annida Hidayatun N
Annida Hidayatun N Mohon Tunggu... Lainnya - 00's

Sosiologi 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cashless Society dalam Perspektif Modernisme

28 Juni 2022   09:47 Diperbarui: 28 Juni 2022   09:58 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak individu yang meinggalkan metode transaksi uang tunai dan kebanyakan pengguna transaksi digital sendiri ialah golongan masyarakat dari usia produktif. Bisa kita mengerti bagaimana masyarakat usia produktif memilih metode digital karena sifat mereka yang butuh bantuan atau butuh sistem yang membantu mereka melakukan banyak hal secara cepat dan aman. Masyarakat sekarang ini memang lebih suka dengan segala hal yang serba instan (Kurniati & Nugroho, 2019).

Tak cuma dalam kegiatan ekonomi transaksi via digital ini digunakan, dalam kelanjutannya pemerintah melihat hal ini sebagai suatu kesempatan yang bagus.  Konsep cashless society ini mulai digunakan juga oleh pemerintah dengan mengimplementasikannya dalam kegiatan transaksi yang berhubungan dengan kepentingan pemerintahan. Intensi penggunaan pembayaran digital dalam lingkup pemerintahan yang semakin sering ini lalu memunculkan penyebutan baru untuk pemerintah yakni disebut dengan cashless government (Kurniati & Nugroho, 2019).

Pembayaran digital ini tidak hanya menonjol pada keunggulannya saja seperti sifatnya yang dapat mengurangi kemungkinan tindakan kejahatan dan mempercepat jalannya transaksi karena kemudahannya tapi ia juga punya kekurangan karena aplikasi dan teknologi mereka ini punya kelemahan dan bisa saja data data yang ada dalam sistem bocor dan disalah gunakan. Tak Cuma itu, dengan adanya pembayaran digital yang bisa melakukan pembayaran dimanapun dan kapanpun ini ikut berdampak terhadap gaya hidup masyarakat yang akhirnya menjadi konsumtif serta sulit untuk mengendalikannya (Ainur Hardianti et al., 2022).

Melihat perkembangan sistem pembayaran digital ini bisa kita kaitkan dengan satu teori pembangunan yang sudah tidak asing lagi yaitu teori modernisasi. Konsep modernisasi dapat dipahami sebagai suatu perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang awalnya segala aspek kehidupan masih dilakukan secara tradisional kemudian berubah menjadi lebih modern. 

Konsep modernisasi sendiri berhubungan dengan perkembangan teknologi dan industry yang saat ini semakin meningkat secara pesat. Modernisasi juga secara sederhana dimengerti sebagai suatu peningkatan kondisi dalam masyarakat yang berkaitan dengan bidang bidang kehidupan masyarakat ke tingkat yang lebih baik lagi. Menurut Soerjono Soekanto, modernisasi dikatakan sebagai suatu perubahan sosial yang berjalan dengan perencanaan agar berubah secara terarah. Karena modernisasi ini menyangkut banyak bidang kehidupan maka masyarakat secara luas harus bisa menghadapinya secara bersama dan terencana dengan baik (Rosana, 2011).

Sesuai dengan pengertian modernisasi diatas yang menyebutkan bahwa modernisasi ini perubahan dari tradisional ke modern dapat diartikan juga dengan Gerakan sosial yang sifatnya revolusioner. Modernisasi juga bertujuan untuk merubah kekompleksan yang ada pada gerakan manusia menjadi kondisi homogenisasi atau kesamaan dan ini juga dilihat tidak hanya akan mempengaruhi secara local saja karena progress menuju homogenisasi ini akan mencakup banyak daerah dan mendunia (Rosana, 2011).

Cashless society ini bila diliihat dalam tinjauan modernitas bisa dikatakan hadir karena adanya perubahan sosial yang mana berkaitan dengan aspek perekonomian suatu negara atau masyarakat. Dalam hal ini masyarakat yang awalnya masih menggunakan sistem transaksi secara tunai beralih menjadi serba digital karena menginginkan adanya sistem yang bisa membantu aktivitas keseharian mereka agar lebih cepat, aman, efektif dan efesien. 

Perubahan sistem transaksi ini juga didukung atas perkembangan teknologi dan industry yang mana sekarang ini pun eranya sudah masuk era digitalisasi dan industry 4.0. 

Banyak marketplace, lembaga formal, institusi institusi hingga lembaga pemerintaha yang menggunakan sistem pembayaran digital. Selain merespon adanya inovasi baru karena kemajuan teknologi, ini juga sebagai respon atas sifat dan gaya hidup manusia yang berubah. Karena modernisasi inijuga manusia dinilai semakin menjadi individualis, karena sifat individualis inilah interaksi antar manusia secara langsung juga semakin berkurang selain tanpa ada kepentingan khusus. Dan sistem pembayaran digital ini juga menimpali adanya perubahan karakter manusia sekarang ini. Tidak Cuma karakter individualis saja, masyarakat less cash ini juga sebagai masyarakat yang rata ratanya adalah para usia produktif yang juga bagian dari kelas pekerja dalam tingkatan apapun. 

Ketika mereka disibukkan atas banyak aktvitas pekerjaan mereka maka pastinya mereka berusaha untuk meminimalisir barang bawaan dan pemberhentian mereka. Dengan kata lain, mereka punya karakter yang suka hal instan, cepat, ringan dan mudah dilakukan. Dengan sistem pembayaran digital mereka cukup menggunakan ponsel pintar mereka untuk bertransaksi dengan siapapun tanpa harus berhenti di mesin ATM atau melakukan janji temu dengan partner transaksi.

Begitu juga dengan proses homogenisasi yang ada dari perspektif modernisasi, masyarakat cashless ini adalah salah satu progress perubahan manusia untuk menyamaratakan sistem pembayaran menjadi satu jenis pembayaran yang sah dan disepakati oleh banyak lapisan masyarakat. Namun jika kita perhatikan memang progresnya cukup sulit karena kalangan masyarakat dari rentang usia tua dan yang termuda seperti anak anak tidak bisa sepenuhnya menggunakan sistem pembayaran digital. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun