Oleh Veeramalla Anjaiah
Di era yang diwarnai oleh ancaman teroris yang semakin canggih, infiltrasi lintas batas dan persenjataan teknologi baru, India telah muncul sebagai pemimpin global dalam mengembangkan kerangka kerja kontraterorisme yang komprehensif. Strategi multi-cabang ini memadukan kekuatan taktis, pengawasan canggih dan kerja sama internasional yang kuat, yang mencerminkan postur nasional yang berakar pada ketahanan, inovasi teknologi dan visi diplomatik, lapor situs web berita Asian News Post.
Upaya kontraterorisme India dimulai di perbatasannya yang paling rentan, perbatasan dengan Pakistan sepanjang 3.323 kilometer, yang mencakup Garis Kontrol (LoC) sepanjang 744 kilometer. Wilayah ini telah lama menjadi titik rawan infiltrasi oleh kelompok teror yang didukung Pakistan seperti Lashkar-e-Taiba (LeT) dan Jaish-e-Mohammed (JeM). Medannya, yang terdiri dari hutan, pegunungan dan rawa-rawa, menimbulkan tantangan signifikan bagi metode pengawasan konvensional.
Sebagai tanggapan, India telah mengerahkan sistem pemantauan 24 jam, termasuk pesawat nirawak, citra satelit dan analisis bertenaga AI, untuk mendeteksi dan mencegah upaya penyusupan.
Hingga tahun 2014, India terus dilanda serangan teror, ancaman pemberontak, serangan Naxalite, kekerasan lintas batas, dan kerangka peradilan pidana yang tidak efisien. Sebelas tahun kemudian, India telah bertransformasi---aman secara internal, tegas, dan tangguh. Doktrin "Modi-Shah" Rashtra Niti, yang di atas Votebank Niti, patut dipuji, sebagaimana dilaporkan surat kabar Times of India.
Peningkatan dramatis dalam keamanan internal ini bukanlah suatu kebetulan, melainkan hasil dari kepemimpinan yang terukur, konsisten dan berani yang memiliki kemauan politik untuk mengambil keputusan sulit serta menjaga Rashtra Niti tetap di atas Rajniti. Baik itu terorisme di Jammu & Kashmir, Ekstremisme Sayap Kiri (LWE), pemberontakan di Timur Laut, maupun perombakan arsitektur antiterorisme --- kebijakan tanpa toleransi Modi-Shah dan pendekatan reformisnya telah membentuk kembali lanskap keamanan nasional India.
Tekad antiterorisme India berakar kuat pada sejarahnya yang kelam. Mulai dari serangan Mumbai 2008 hingga serangan pangkalan udara Pathankot 2016, bom bunuh diri Pulwama 2019, hingga tragedi Pahalgam 2025, negara ini telah berulang kali dilanda oleh aksi teror yang telah merenggut ribuan nyawa tak berdosa.
Peristiwa-peristiwa ini terukir dalam kesadaran nasional dan terus menjadi pengingat akan taruhannya. Alih-alih mengambil sikap reaktif, India telah memilih untuk membangun respons yang proaktif, berbasis teknologi dan terintegrasi secara global terhadap terorisme.
Menurut surat kabar Indian Express, serangan teror di Pahalgam dan respons militer India berikutnya, Operasi Sindoor, sekali lagi telah mengungkap kenyataan yang dihadapi banyak orang di Global Selatan setiap hari: