Kisah semua orang berbeda, Â disana kutemukan tumpukan ilmu yang berdebu, Â berserakan dan terbuang. Â Terbengkalai dalam ruangan yang suram. Â Semakin ku perhatikan, Â robekan pilu yang ada dalam lembaranya. Â Terkoyak pasrah berujung nestapa. Â Namun ia masih sedia menjadi payung pengetahuan bagi pembaca.Â
Menarik sekali, Â pembacanya tangan-tangan mungil yang setia mencari ilmu. Â Menjelajahi lembaran buku yang bisu dan menua. Tetapi harapanya masih menggema di udara, Â bahwa untuk kebisuannya terdapat cinta agar tetap hidup bahagia.Â
Masih dalam ruangan yang sama, Â tidak tersusun dan hampa. Â Hanya ada bekas-bekas pengetahuan yang tinggal nostalgia. Ada jejak kaki, Â tangan, Â yang ramai dilantai ruangan. Â Pertanda bahwa anak mungil itu selalu setia memasuki jendela ilmu yang terbuka.Â
Semakin penasaran akan jejak yang sama, Â kutanyakan pada Ana (pengelola tempat) Â yang sedang ku singgahi itu. Â Lalu ia berkata " Anak-anak suka mencari banyak pengetahuan disini, Â mungkin dengan begitu mereka sedikit terhibur & bahagia". Ah, Â aku terpesona dengan tutur kak ana. Â Meski seadanya dengan ruang kecil tetapi memiliki banyak kisah, yang menjelma jadi seribu diam tanpa bahasa namun penuh makna Â
Pustaka kecil itu hanyalah benda mati yang membisu, Â namun satu ruangan itu telah mengantarkan banyak anak mengenal dunia luar. Â Bahkan prestasi mereka cerah & gemilang. Â