Di kosan, WiFi bukan suatu kemewahan, tapi hak dasar. Jika tidak tersedia, maka cafe, kampus, bahkan kos sebelah bisa jadi tempat pelarian. Anak kos punya insting kuat untuk mendeteksi jaringan "FREE_WIFI123" dalam radius 100 meter.
Mencatat Pengeluaran Walau Menyakitkan
Kebiasaan mencatat pengeluaran sering kali diabaikan, padalah itu salah satu hal penting. Kadang kita merasa miskin, padahal uang habis bukan karena kebutuhan tapi karena tiap sore jajan kopi susu dan gorengan. Catatan sederhana bisa menyadarkan kita bukan kurang uang, tapi kurang sadar.
Jangan Gengsi Terima Kiriman dari Rumah
Ketika stok sabun menipis dan mie instan sisa satu, telepon dari ibu yang bilang, "Ibu mau kirim paket ya", terdengar seperti penyelamat. Kalau ibu ingin kirim sembako, sambutlah dengan tangan terbuka dan hati yang penuh rasa syukur. Jangan gengsi! Ingat, harga diri bisa menyesuaikan isi dompet. Lebih baik kenyang dan bahagia daripada sok mandiri tapi lapar.
Menjadi anak kos bukan berarti harus hidup sengsara. Hidup hemat adalah seni menyiasati keterbatasan tanpa kehilangan semangat. Di balik keahlian menyulap mie instan menjadi ramen, ada daya juang dan kreativitas yang patut diapresiasi. Menjadi anak kos bukan sekadar bertahan hidup, tapi tentang belajar menghargai setiap rupiah, setiap suapan, dan setiap detik bersama diri sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI