Mohon tunggu...
Anisa Fitri Fadila
Anisa Fitri Fadila Mohon Tunggu... Guru - Bismillah

Anisa Fitri Nur Fadila Lumajang,24 Desember 2002 Mahasiswa UIN KHAS JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengelolaan Siswa dengan Pendekatan Manajemen Berbasis Sekolah dan Pesantren

20 Juni 2021   05:08 Diperbarui: 20 Juni 2021   07:11 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Istilah Pendekatan berasal dari dari 'approach', Dalam sistem pengajaran didefinisikan sebagai cara untuk memulai pembelajaran atau bisa diartikan seperangkat asumsi yang berkenaan dengan cara belajar mengajar. Suatu filsafat, Pendekatan ialah awal mula dalam memperhatikan sesuatu, sebuah keyakinan yang harus dibuktikan kebenarannya walaupun sulit. Esensi pendekatan berada pada peran guru menjadikan kebebasan kepada siswa, membantu siswa dalam melaksankan yang apa yang siswa tersebut mau dan merasa bebas. Apabila hal tersebut tidak dilaksankan akan terjadi proses menghambat perkembangan peserta didik.

Ada dua macam pendekatan yang ada dalam manajemen Peserta didik.

Pertama pendekatan kuantitafif, pendekatan ini lebih mementingkan peserta didik pada segi administratif. Dalam pendekatan ini peserta didik hendaklah banyak mencukupi harapan --harapan, tuntutan-tututan lembaga pendidikan dimana siswa tersebut mendapatkan ilmunya. Pandangan pendekatan ini ialah siswa akan dapat dewasa, siap, matang dan meraih keinginannya bilamana dapat memenuhi tugas-tugas, aturan-aturan, harapan- harapan dari lembaga pendidikannya. Wujud pendekatan dalam pengelolaan peserta didik secara operasional ialah: mewajibkan kehadirannya di lembaga pendidikan, tingkat disiplin yang tinngi, memperketat kehadiran siswa, mengerjakan tugas-tugas yang wajib diselesaikan di lembaga pendidikan. Pendekatan ini memang terstuktur untuk membiasakan siswa dan melatih agar siswa menjadi disiplin dan mampu.

Madrasah dan Pesantrean di bawah naungan Kementrian agama dimana agama adalah hal yang tidak bisa diotonomikan, jadi bukan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah tateapi tanggung jawab dengan cara sentralisasi. Tidak dapat dipungkiri bahawa adanya sekolah, madrasah, dan pesantren terus mengalami kemajuan perkembangan, sekurang-kurangnya secra kuantitatif. Banyaknya lembaga-lembaga tersebut selalu betambah dari satu tahun ke tahun lainnya dan menyebar ke luas di Indonesia. Tetapi amat sangat disayngkan banyaknya data kuantitatif tidak sepadan dengan kualitatif, gambaran tidak terang atau burem pendidikan mengalami bnyak problem yang cukup serius meski demikian baik itu sekolah, madrasah atau pesantren telah mengalami penyusunan rekonstruksi dalam proses, input atau outputnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun