Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

7 Hal Luar Biasa untuk Desa yang "Biasa-biasa Saja"

18 Maret 2020   07:00 Diperbarui: 18 Maret 2020   21:34 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Desa dengan Hasil Karya Fire Caligraphi painting

Kehidupan masyarakat desa yang jauh dari kota membuat rutinitas berjalan seperti biasanya. Tak ada pemicu untuk melaju, bergerak melakukan sesuatu. Stagnan, berada di zona nyaman. Sehingga memikirkan melakukan gebrakan berbeda untuk kemajuan desa jauh dari pikiran. 

Potensi yang ada, gerak perekonomian warga merupakan asset sebetulnya bila ada sedikit sentuhan terhadap hal itu untuk membawa pada kemajuan desa. Dari keadaan sepi menjadi lebih bergeliat, ramai oleh banyak kegiatan. Menjadi salah satu alternatif sumber penghasilan.

Kondisi inilah yang saya temukan di Rejosari, Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Sumber penghasilan dari bertani masih menjadi andalan warga, di samping beberapa orang yang mau mengupayakan profesi lain. Budidaya jamur dan membuat lukisan bakar adalah salah satu contoh pilihan penghasilan yang saya temukan di desa tersebut.

Sepertinya biasa saja, tidak ada yang istimewa. Padahal bila mau menyentuh mereka untuk ikut terlibat di sektor wisata peluangnya terbuka. 

Asset yang dimiliki dan telah ada di desa tersebut adalah potensi untuk mendatangkan wisatawan. Tidak menarik tampak luar. Tapi bila dikemas berbeda, itu adalah komoditas yang bisa dijual pada wisatawan.

Hal-hal itulah yang mendorong kami, saya dan kawan-kawan komunitas menulis buku Pasuruan, KomalkuPas juga seorang anggota HPI, Himpunan Pariwisata Indonesia, Ojin melakukan sesuatu. 

Potensi- potensi itu layak jual. Tentu dengan memberikan sentuhan atas yang mereka miliki. Dalam hal ini wisata edukasi, dikemas sedemikian rupa hingga bisa menarik pengunjung, tidak hanya wisatawan lokal namun juga sasaran turis mancanegara.

Beberapa hal yang kami catat dan perlu ditangani untuk mengangkat potensi-potensi itu adalah: Pertama, Kurangnya semangat warga untuk melakukan upaya pengenalan potensi yang dimiliki. Kedua yakni, kurangnya pengetahuan warga untuk menjadikan potensi itu menjadi komoditas wisata.

Sehingga satu hal yang akan kami lakukan dan terlihat urgent dilakukan adalah:

1. Membuka wawasan masyarakat, mengubah mindset, mengubah pola pikir bahwa yang mereka miliki adalah potensi besar yang layak dikembangkan. Terlihat biasa saja namun berimbas luar biasa bila serius digarap.

2. Memberikan pengetahuan sekaligus edukasi bahwa desanya memiliki potensi tersembunyi yang layak dijual untuk komoditas wisata. Dengan menunjukkan referensi desa- desa lain yang telah lebih dahulu melakukan hal itu.

Kami menamai kegiatan itu sebagai "Membangun Sektor Wisata Tersembunyi Desa Rejosari berbasis Potensi Yang Dimiliki"

Agar ada ruh sekaligus aksi eksekusi untuk segera ditindak lanjuti. Menggali potensi desa, menjadikannya tujuan wisata.

Setelah melakukan observasi, kami menemukan beberapa hal yang perlu dilakukan dalam upaya mewujudkan keinginan menjadikan Rejosari sebagai bagian dari tujuan wisata. Antara lain yakni:

1. Mengubah mindset perangkat, warga dan tokoh masyarakat atas apatisme untuk tetap berada di zona nyaman. Menjadikan mereka sebagai motor penggerak warga untuk terus giat melakukan sesuatu yang selama ini ditekuni sebagai salah satu asset potensi wisata.

2. Memberikan informasi dan pengetahuan bahwa desa Rejosari mempunyai potensi tersembunyi yang layak jual. Sebagai tujuan wisata. Dengan wisata edukasi maupun eko wisata .

Setelah berkeliling desa, melihat keindahan alam, berinteraksi dengan kepala Desa, H. Rofik, kami menemukan ada beberapa potensi tersembunyi yang bisa dikembangkan desa Rejosari. Antara lain yakni,

1. Cycling around village, bersepeda menikmati udara desa bagi turis asing merupakan kegiatan menyenangkan. Udara yang bersih, pemandangan sawah dengan pematang, juga gubug di sawah yang bisa dipakai istirahat. Ini hal baik yang bisa ditawarkan.

2. Sunset

(Foto: Dokumentasi Pribadi H. Rofik)
(Foto: Dokumentasi Pribadi H. Rofik)
Sunset sawah side. Hamparan padi nan menghijau atau menguning akan lebih eksotis ditingkah matahari terbenam. Turis tentu suka melihat matahari terbenam di lokasi tersebut. Mengajukan spot pemandangan sunset di sana merupakan obyek yang bernilai keindahan bagi mata mereka.

3. Edukasi Bercocok Tanam

(Foto: Dokumentasi Pribadi Anis Hidayatie)
(Foto: Dokumentasi Pribadi Anis Hidayatie)
Planting education. Cara bercocok tanam masyarakat yang masih tradisional bakal membuat turis antusias. Mencoba terjun di lumpur, menggunakan cangkul, menanam, bahkan memanen, akan menimbulkan sensasi tersendiri pada mereka. Suasana ini tak mereka temukan di daerah asalnya.  

Bukan hanya turis asing. Untuk pelajar yang sedang mengikuti tema biologi atau lingkungan edukasi penanaman padi ini bisa pula dijadikan agenda referensi belajar outing class. Lebih dekat dengan alam.

4. See Mushroom Cultivation

Ada satu tempat budi daya jamur merang di rejosari. Dari mulai penanaman hingga memetik jamurnya untuk dipanen menarik untuk diikuti. Belum lagi aneka olahan yang bisa dihasilkan dari jamur ini.  

Kesegarannya tentu menarik minat untuk segera memasak. Karena disamping rasanya yg lezat, jamur ini juga mudah cara mengolahnya

5. Cooking Class of traditional food

Kekayaan tumbuhan khas desa yang masih banyak ditanam penduduk merupakan hal menarik yang bisa diinformasikan pada turis. Dengan beberapa khasiat yang melingkupi tumbuhan tersebut bila dikonsumsi.

Memasak bersama penduduk desa, resep tradisional khas adalah pengalaman berkesan yang layak ditawarkan.

6. Lukis Bakar

(Foto: Dokumentasi Pribadi Anis Hidayatie)
(Foto: Dokumentasi Pribadi Anis Hidayatie)
Fire Painting Education. Melukis dengan menggunakan teknik bakar bisa ditemukan di desa rejosari. Ada satu penduduk yang menekuni passion melukis bakar itu. Ini tentu menarik. Bisa diajukan untuk dilihat, disimak bahkan belajar melukis pula

7. Conversation with Villagers. Bercakap dengan penduduk menggunakan bahasa Inggris. Keramahan penduduk desa telah terkenal ke mancanegara. Berbincang dengan penduduk sambil menikmati kudapan desa dalam bahasa Inggris tentu menyenangkan.

Untuk itu kami berencana mengundang komunitas Englen C, English Learner for Community di Pasuruan ikut meramaikan desa. 

Memberikan edukasi nonformal bahasa Inggris, melatih pemuda dan penduduk berbincang dalam bahasa Inggris. Sebagai salah satu prasyarat menyambut tamu asing yang akan datang ke desa tersebut.

Pula, meskipun bukan untuk menyambut tamu asing, tamu lokal juga bakal tertarik dengan hal ini. Untuk mereka yang punya minat terhadap bahasa inggris, praktis merupakan satu kegiatan yang menarik dilakukan.

7 hal yang saya kemukakan di atas, tentu bukan serta merta harus diikuti. Ada banyak hal lain yang bisa dikembangkan. Tergantung antusias warga. Bisa jadi masih banyak potensi lain yang tersembunyi dan bisa digali.  

***

Saya tulis ini untuk bisa menjadi referensi, daerah atau desa lain di Indonesia yang ingin menjadi bagian dari mengembangkan lokasi wisata. 

Tak perlu harus punya sesuatu yang lazim dimiliki daerah wisata, Laut, Gunung, Candi atau situs bersejarah. Cukup angkat yang dimiliki. Tekuni, poles, jadikan layak untuk dikunjungi. Maka itu sudah cukup sebagai modal, langkah ikut berkiprah di dunia wisata.

Akhirnya, saya berharap paparan ini bisa memantik spirit dan antusias membangun desa. Agar lebih maju, memberikan nilai tambah secara ekonomi pada warga. Juga lebih mengenalkan desa ke masyarakat luas.  

Di luar kecamatannya saja, bahkan se Indonesia atau dunia, Karena 4.0 dunia global terbuka lebar untuk akses dari manapun.

Kepala Desa dengan Hasil Karya Fire Caligraphi painting
Kepala Desa dengan Hasil Karya Fire Caligraphi painting
Kepala Desa dengan Hasil Karya Fire Caligraphi painting
Kepala Desa dengan Hasil Karya Fire Caligraphi painting
Anis Hidayatie, untuk Desa Rejosari Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan dan Kompasiana
Perjalanan KA Malang - Bangil 17/3/2020. 14.0

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun