Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lelaki yang Kupanggil Zen

10 Maret 2020   07:41 Diperbarui: 11 Maret 2020   20:13 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Gak ada apa-apa," datar perkataanku memecah kebekuan.

"Tak mungkin,  aku mengenalmu. Kau number one untuk urusan ngambek begini.  Katakan,  ada apa hem?" berkata dia sambil telapak tangan kirinya  menyentuh daguku.

"Ih,  apaan sih. Tuh tadi ada telepon dari Eni." Reflek,  kusingkirkan tangannya.

" Oh ya,  bilang apa dia."

"Gak bilang apa - apa, dia nyari kamu,  mau bicara dengan kamu."

" Trus kok kamu marah,  pasti ada sesuatu ini. Kau bilang apa sama dia?"

Helaan panjang kuhembuskan sebelum mengatakan, aku tidak mau pengakuanku ketika menjawab telepon perempuan bernama Eni tadi berbuntut panjang. Kuatir  Zen akan dikonfrontir.

"Kukatakan kau sedang ke kamar mandi tadi. Dan,  kukatakan  pula kalau aku istrimu."

Tawa Zen pecah seketika. Membahana,  mengalahkan suara Dua Lipa " Don't Start Now". Lama dia terbahak sebelum akhirnya berkata-kata. "Kau cemburu, itu artinya kau mencintaiku. Haha, akhirnya."

" Nggak,  aku gak cemburu,  aku hanya tidak suka ada perempuan genit menelponmu."

"Haha,  itu cemburu tahu. Atau kau sudah lupa?" Kerling matanya menggoda dengan tangan lagi-lagi menyentuh daguku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun