Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Masih Perempuan

12 Februari 2019   17:27 Diperbarui: 12 Februari 2019   17:49 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka menyangka, perempuan itu  setegar batu karang. Padahal sejatinya dia hanya sedang menjalankan kewajiban. Ibu mana tak susah dengar kesah buah hatinya. Gelombang pasang diterjang, onak duri dilalui, demi buah hati.

Darah, air mata tak dirasa mengalir begitu saja. Rasa sakit dilupa demi anaknya. Adakah yang lebih berharga dari jiwa seorang bocah bagi bunda?

Dia  tinggalkan sepotong hatinya untuk  Al Amin. Digayutkan rindunya demi perjumpaan di Prenduan yang entah kapan akan ditakdirkan. Do'a- do'a ini tak henti dia panjatkan. Bila-bila masa memperjalankan. Ingin rasa dia bertahan di sana. Namun serah ini begitu kuatnya.

Menyerah perempuan itu dalam kalah. Diambil anaknya pulang, pada saat belum usai perjuangan. Lemahnya terkuak dalam tangis berkepanjangan. Dia  masih perempuan. Dengan tangis dan derai air mata tak bertuan. Baginya, bila ini dinilai keputus asaan tak mengapa.

 Masih dia rindukan dada untuk sandar kepala. Dengan usap cinta, mengingat belahan jiwa. Aku menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Betapa dia masih perempuan dengan rasa kehilangan. 

****

Salam hormat perempuan itu untuk Al Habib Walidil Kutub. Lelaki indah yang menghiasi tanah Prenduan. 12022019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun