Mohon tunggu...
Ani Juwita
Ani Juwita Mohon Tunggu... Guru di SMAN 1 Panarukan

Perubahan kecil dalam kelas merupakan awal dari perubahan besar dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Filosofi Lokal Untuk Tantangan Global: Fondasi Dalam Pembelajaran Mendalam

6 Juli 2025   06:57 Diperbarui: 5 Juli 2025   21:12 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan di abad ke-21 menghadapi tantangan yang semakin kompleks, penuh ketidakpastian, dan membutuhkan transformasi sistemik untuk menjawab tuntutan masa depan. Pemerintah saat ini mencari formula yang tepat untuk mencari jawaban. Salah satu pendekatan pembelajaran yang kini menjadi prioritas dalam kebijakan yang menjadi jawaban tantangan pendidikan Indonesia adalah Pembelajaran Mendalam (PM) atau deep learning. Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam: Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua (Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, 2025) menegaskan bahwa PM adalah pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi, pemaknaan pengetahuan dalam konteks nyata, serta pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Pembelajaran Mendalam (PM) disebutkan sebagai pendekatan dan bukanlah sebuah struktur kurikulum baru. Pendekatan ini tidak berdiri sendiri, tetapi dibangun di atas fondasi filosofis pendidikan yang kokoh, baik dari aliran-aliran pendidikan Barat maupun pemikiran para tokoh pendidikan Indonesia. Berdasarkan Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam ada beberapa aliran Pendidikan yang dapat kita analisis sebagai pondasi bagaimana Pembelajaran Mendalam (PM) berdiri:

Progresivisme: Pendidikan Berbasis Kehidupan Nyata

Filsafat progresivisme yang digagas oleh John Dewey menempatkan pendidikan sebagai proses yang berorientasi pada pengalaman nyata dan relevan dengan kehidupan sosial. Dewey menyatakan, “Education is not preparation for life; education is life itself”. Prinsip ini tercermin dalam pembelajaran yang kontekstual, berbasis pengalaman, dan membekali peserta didik dengan keterampilan transferable yang dapat diterapkan lintas situasi dan disiplin ilmu. Pembelajaran Mendalam (PM) dirancang bukan hanya untuk menghasilkan nilai ujian tinggi, tetapi juga untuk membangun peserta didik yang mampu memecahkan masalah nyata secara kreatif dan kolaboratif.

Konstruktivisme: Pengetahuan Dibangun Secara Aktif

Pembelajaran Mendalam (PM) juga selaras dengan konstruktivisme (Jean Piaget, Lev Vygotsky), yang menekankan bahwa peserta didik membangun pengetahuan melalui interaksi aktif dengan lingkungannya. Prinsip bermakna dalam Pembelajaran Mendalam (PM) menunjukkan bagaimana peserta didik perlu mengaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman dan pemahaman yang sudah dimilikinya. Naskah Akademik PM menjelaskan bahwa pembelajaran mendalam mendorong siswa untuk menghubungkan ide-ide, melihat konteks yang lebih luas, dan membangun keterampilan berpikir kritis dan reflektif seperti yang ditemukan Marton & Säljö (1976) dalam studi awal tentang deep learning.

Humanisme: Pendidikan yang Memanusiakan

Humanisme (Carl Rogers, Abraham Maslow) memandang pendidikan sebagai sarana untuk memaksimalkan potensi unik setiap individu. Rogers menyebutkan bahwa “The only learning which significantly influences behavior is self-discovered, self-appropriated learning.” Dalam Pembelajaran Mendalam (PM), prinsip menggembirakan sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang aman secara psikologis, penuh motivasi intrinsik, dan menghargai martabat peserta didik. Dokumen akademik ini bahkan menegaskan bahwa PM adalah pendekatan yang memuliakan, dengan menekankan penghormatan terhadap guru, teman sejawat, dan sumber ilmu.

Pendidikan Holistik: Manusia Sebagai Makhluk Utuh

Konsep pendidikan holistik tampak jelas dalam kerangka PM melalui integrasi olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga. PM tidak hanya berfokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga membentuk karakter moral, spiritualitas, empati sosial, estetika, hingga kesehatan fisik. Naskah Akademik PM menegaskan bahwa pendidikan harus memupuk harmoni antara aspek intelektual, emosional, sosial, dan fisik peserta didik, sehingga mereka tumbuh sebagai manusia yang utuh.

Pemikiran Tokoh-tokoh Pendidikan Indonesia

Jika pada Kurikulum Merdeka sebelum revisi filosofi utama yang digunakan adalah filososfi Pendidikan Ki Hajar Dewantara maka dalam Pembelajaran Mendalam (PM) lebih luas lagi, pendekatan ini menggunakan filsafat pendidikan lebih luas dari para tokoh Indonesia, yang memperkuat akar lokalnya.

  • Ki Hajar Dewantara menjadi salah satu tokoh sentral yang gagasannya sangat relevan dengan pembelajaran mendalam dengan konsep among (asah, asih, asuh), menekankan pendidikan yang menyenangkan, membebaskan, dan kontekstual. Asas among, yaitu asah, asih, asuh, yang berarti mendidik dengan mengasah kecerdasan, menumbuhkan kasih sayang, dan membimbing dengan penuh tanggung jawab. Baginya, pendidikan bukan sekadar menyampaikan pengetahuan, tetapi juga membentuk budi pekerti serta memerdekakan peserta didik dari ketakutan dan tekanan. Prinsip Tut Wuri Handayani, yaitu mendampingi peserta didik dari belakang sambil memberi ruang untuk mandiri, juga sangat selaras dengan Pembelajaran Mendalam (PM)  yang memberi kebebasan siswa untuk mengeksplorasi diri namun tetap mendapat bimbingan guru sebagai fasilitator.
  • KH Ahmad Dahlan melihat pendidikan sebagai alat perubahan sosial dan menekankan keberanian moral dan integritas. Pemikiran KH Ahmad Dahlan juga turut mewarnai prinsip-prinsip pembelajaran mendalam. Pendiri Muhammadiyah ini melihat pendidikan sebagai sarana perubahan sosial, bukan sekadar rutinitas belajar mengajar. Baginya, pendidikan harus membangun integritas moral, keberanian, dan kegigihan dalam menghadapi tantangan zaman. Hal ini tercermin dalam Pembelajaran Mendalam (PM)  yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah nyata, serta memahami makna pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
  • Romo Y.B. Mangunwijaya menekankan pentingnya pendidikan yang berpihak kepada mereka yang terpinggirkan. Baginya, pendidikan bukan hanya untuk segelintir orang yang beruntung, tetapi harus menyentuh anak-anak di bantaran kali, di pedesaan, atau kelompok yang rentan. Pendidikan, menurutnya, adalah proses dialogis dan pembebasan, bukan sekadar penyeragaman. Pendidikan sebagai sarana pembebasan untuk kelompok yang terpinggirkan. Romo Mangunwijaya Pemikiran ini selaras dengan Pembelajaran Mendalam (PM) yang inklusif, menghargai keberagaman, dan memberi ruang bagi semua peserta didik untuk berkembang sesuai potensinya.
  • KH Hasyim Asy’ari & Ki Bagus Hadikusumo yang menekankan penghormatan terhadap guru, teman sejawat, dan sumber ilmu, serta pendidikan berbasis moralitas tinggi. Pemikiran KH Hasyim Asy’ari dan Ki Bagus Hadikusumo menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya soal ilmu, tetapi juga soal adab. KH Hasyim Asy’ari menyatakan pentingnya menghormati guru, teman sejawat, dan ilmu itu sendiri sebagai bagian dari budi pekerti yang luhur. Ki Bagus Hadikusumo pun menekankan pendidikan berbasis moralitas tinggi yang membentuk karakter mulia. Pembelajaran Mendalam (PM) juga mengangkat nilai ini melalui prinsip berkesadaran, yakni belajar dengan penuh tanggung jawab dan refleksi diri.
  • Az-Zarnuji yang mengajarkan pentingnya adab belajar, niat yang ikhlas, dan strategi belajar yang efektif. Az-Zarnuji, adalah seorang ulama klasik penulis Ta’lim al-Muta’allim, mengajarkan pentingnya belajar dengan niat ikhlas, mengutamakan pemahaman makna daripada hafalan kosong, serta mempraktikkan diskusi, tanya-jawab, dan refleksi sebagai c ara efektif belajar. Nilai-nilai ini tercermin jelas dalam Pembelajaran Mendalam (PM) yang mengajak siswa memahami konsep secara mendalam, bukan hanya menghafal fakta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun