Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bus Setan

31 Oktober 2015   21:29 Diperbarui: 21 April 2016   17:44 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Bus Malam"][/caption]

Acara pertemuan dengan teman-teman programmer di Jember selesai jam 10 malam. Teman-teman masih akan melanjutkan dengan ngopi bareng, sayang besok pagi aku ada acara yang tidak bisa aku tinggalkan di Surabaya. Aku segera berangkat ke terminal Tawangalun malam itu juga.

Sampai di terminal Tawangalun, jam menunjukkan 11.45 malam. Ternyata hanya ada satu bus yang berangkat jam 12. Ada lagi bus patas, tetapi berangkat jam 2 malam. Karena aku ingin cepat sampai, biarlah aku pakai bus biasa saja. Selisih 2 jam cukup buat istirahat.


Aku naik bus. Bus hampir penuh. Hanya ada dua bangku yang kosong. Aku duduk di salah satu bangku kosong. Baru aku duduk, ada satu orang lagi naik. Waktu itu jam 11.55. Kondektur bus mengisyaratkan bus untuk berangkat. Jam 12 malam bus berangkat.


Waktu yang tepat untuk tidur. Aku lihat arloji. 12.15! Lumayan bisa 15 menit bertahan, biasa langsung tertidur. Mungkin karena suasana bus yang dari tadi ramai membuatku bertahan. Tetapi tiba-tiba suasana menjadi sepi.


Entah kenapa kali ini aku kepo banget. Aku melihat di sekelilingku. Tampaknya semua penumpang mulai tertidur. Tapi apa mataku salah. Penumpang yang ada di dalam bus terlihat seperti pocong.


Ah! Mungkin mataku saja yang bermasalah karena kecapekan. Aku coba pejamkan mata. Aku buka lagi. Tetap saja aku lihat para penumpang itu adalah pocong. Bulu kudukku berdiri. Ada rasa takut yang tidak seperti biasanya.


Yah, lebih baik aku tidur saja biar tidak terjebak dalam rasa takut. Mungkin saja ini hanya halunisasi. Toh aku tidak pernah melihat hantu kecuali di film. Aku pejamkan mata.
"Mas! Bangun!"
Seseorang membangunkanku. Aku melihat kanan-kiri. Ternyata aku tertidur di bangku panjang di terminal Bungurasih. Tadi seorang penjaja cangcimen yang membangunkanku.


Hah! Terminal Bungurasih? Aku sudah sampai di Surabaya. Suasana masih sangat gelap. Aku meluhat arloji. Jam 12.20 malam!
Aku tidak mengerti. Aku hanya bisa mengucapkan Alhamdulillah karena aku telah sampai dengan selamat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun