Di mana memang, tentunya sangat sulit apabila hubungan itu terjalin atas dasar masih adanya trauma dan luka yang belum sembuh, sehingga potensi hubungan yang sehat itu tidak bisa terjalin walaupun cinta dan dukungan dari pasangan itu bisa membantu, akan tetapi pasangan kamu itu bukan penanggung jawab pribadi untuk menyembuhkan diri kamu, jadi luka dan trauma kamu itu tanggung jawab diri kamu sendiri, bukan tanggung jawab pasangan kamu, sehingga apabila kamu masih terus-menerus mengglorifikasi trauma dengan pola yang terus berulang, kamu harus perlu coba menyadari bahwa apa alasan kamu untuk mempertahankan trauma dan luka kamu itu, untuk terus ada di diri kamu.
Sehingga di sini, apabila kamu tidak bisa bertanggung jawab atas luka dan trauma kamu untuk segera sembuh, maka kamu perlu untuk menyadari bahwa kamu akan kehilangan hubungan yang akan bertumbuh, dan kamu akan kehilangan pasangan kamu, jadi sangat memungkinkan apabila kamu tidak bisa menyembuhkan diri kamu sendiri, jika diperlukan cobalah untuk mencari bantuan profesional seperti seperti psikolog atau psikiater agar bisa mengarahkan kamu dalam mengelola proses trauma dengan cara yang sehat bukan hanya sekedar menceritakan hal itu berulang kali.
Dengan demikian, pada akhirnya cinta sejati itu adalah tentang bagaimana kita bertumbuh bersama, bukan sebagai tempat untuk menyembunyikan luka, melainkan sebagai tempat yang aman untuk menyembuhkan. Jadi, seharusnya jika kamu mengalami ini, kamu perlu untuk berhenti menjadikan trauma sebagai hal yang kamu agung-agungkan dan menjadi sesuatu yang harus dihormati oleh orang lain, karena luka dan trauma yang belum sembuh itu sepenuhnya tanggung jawab diri kamu. Jadi, mulailah berproses sebagai pribadi yang lebih utuh, sehingga hal itulah yang tidak hanya menyelamatkan hubungan, tetapi juga menyelamatkan diri kamu sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI