Oleh karena itu sebagai seseorang yang sudah mempertimbangkan untuk menikah di atas usia 30 tahun, alasan-alasan yang masuk akal untuk diri teman-teman sendiri itu adalah hal yang normal. Jadi, sebagai yang punya kehidupan, kamu tidak perlu wajib menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya membuat kamu tidak nyaman, ketika ada beberapa orang atau banyak orang yang mulai mengintimidasi, seolah-olah pernikahan adalah satu-satunya tolak ukur untuk mencapai kebahagiaan, padahal saat ini hidup yang kamu jalani juga adalah kebahagiaan, namun seolah-olah orang-orang masih berpikir bahwa kebahagiaan adalah menikah, padahal kan tidak sama sekali seperti itu.
Maka, yang perlu kita garis bawahi adalah pada intinya kehidupan itu bukan sebuah perlombaan dan kebahagiaan setiap orang juga berbeda-beda. Jadi, apa yang menurut orang sudah waktunya dan menurut orang sebuah kebahagiaan tapi menurut diri kita bukan kebahagiaan untuk saat itu, ya tetap hak personal kita untuk memilih kebahagiaan seperti apa yang saat ini ingin kita jalani dan kerjakan sehingga tidak perlu terlalu fokus pada pertanyaan-pertanyaan yang tidak terlalu penting namun lebih baik kamu fokus pada pengembangan diri kamu yang tentu nantinya kamu juga akan menjalani sebuah pernikahan yang baik karena hal itu datang dari kematangan yang kamu siapkan bukan dari paksaan, intervensi dan tekanan dari siapapun, karena sebuah pernikahan itu adalah pilihan yang menjadi tanggung jawab untuk dipersiapkan, ketika sudah waktunya untuk memilih pasangan dan menikah, maka semoga nanti kebahagiaan yang kekal menjadi jawaban atas persiapan yang matang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI