Wanita berkerudung merah maroon yang selalu menghantui pikirannya itu telah berpisah, meskipun bayangan kenangannya masih bertemu di sudut kepalanya.
Fakta itu tak bisa ia bantah. Yang disadari ketika terlalu lama berada di lorong itu, adalah lamunan hikayat bujang lapuk merana.Â
Seorang laki-laki yang tak tau bagaimana cara Move On dari mantan kekasih.Â
Hingga pada akhirnya sadarnya kembali, dan mampu menerima semua hitam masa lalu, untuk menyambut putihnya masa depan..Â
Untuk sementara ia bisa sedikit lega, kebebasan menantinya. Jadwalnya sudah ditentukan. Namun, langkahnya belum tahu harus kemana.Â
Lelaki itu harus sedikit bersusah payah dahulu, setelah patah yang tak kunjung bersambung.Â
Cahaya itu semakin terang, sinarnya semakin tinggi, seperti harap Lelaki itu. Ia jelas tak mau kalah dengan cahaya itu.
 Meskipun belum bergerak kemanapun. Ia masih berdiri di tempat yang sama sesaat setelah ia keluar dari lorong.Â
Matanya tak berkedip menatap cahaya itu. Bibirnya sedikit tersenyum simpul, menunjukkan ia sudah berdamai dengan masa lalunya.Â
Terpikir di benaknya untuk membuat poster dan menempelkannya di setiap sudut tembok, yang narasinya menunjukkan bahwa ia sedang bebas dan merasa bahagia.Â
Tapi ia urungkan, karena tak sepatutnya bahagianya itu jadi konsumsi orang lain.
Cukup dia, dan hanya dia saja yang tahu bahagianya, tanpa ada campur tangan orang lain.Â