Sang Pena dari Penjara
Malam dingin menyelimuti kota saat pasukan Belanda menggerebek rumah Arkam Tanpa perlawanan, ia dibawa ke penjara yang lembap. Namun, di balik jeruji besi, semangatnya tak padam. Dari balik tembok penjara, surat-surat dan pamfletnya lahir, menaburkan bara semangat di hati para pejuang kemerdekaan.Â
"Kita harus terus berjuang!" seru salah satu pejuang setelah membaca selundupan surat dari Arkan Suara kata-kata sang pahlawan, meski jauh dari medan perang, menjadi amunisi yang tak ternilai. Ia mengingatkan bahwa perjuangan bukan hanya dengan senjata, tetapi juga dengan kata-kata dan keteguhan hati.Â
Pada tahun 1927, Arkan dibebaskan. Tubuhnya lemah, namun semangatnya tetap membara. Ia kembali ke barisan perjuangan, tidak lagi dengan pena, tetapi dengan dedikasinya yang luar biasa. Kisah Aarkan mengajarkan kita bahwa menjadi pahlawan tidak hanya tentang pertempuran fisik, melainkan juga tentang bagaimana kata dan semangat dapat menginspirasi seluruh bangsa menuju kemerdekaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI