Mohon tunggu...
Anggit Sekar
Anggit Sekar Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang pembelajar seumur hidup yang percaya bahwa menulis adalah cara terbaik untuk merekam jejak pemikiran dan berbagi inspirasi. Topik yang saya tulis beragam, mulai dari refleksi pribadi hingga isu sosial.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antara Latte dan Literasi: Coffe Shop sebagai Ruang Belajar Alternatif Gen Z

20 September 2025   15:06 Diperbarui: 20 September 2025   15:06 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Beberapa Orang sedang Mengerjakan Tugas di Coffe Shop (Sumber: Dokpri)

Coffee shop merepresentasikan transformasi cara belajar. Literasi tidak lagi tumbuh dari tempat yang kaku dan sunyi, melainkan dari ruang yang hidup, ruang yang memberi rasa nyaman, aman, dan menyenangkan. Di balik secangkir latte, ada ruang refleksi. Di antara meja dan colokan, ada diskusi tentang tugas akhir, karya tulis, bahkan ide bisnis digital.

Belajar kini tidak harus duduk diam membaca tumpukan buku. Bisa jadi, inspirasi justru hadir dari percikan suasana santai, dari aroma kopi yang membangkitkan semangat, atau dari melihat orang lain yang juga sedang berjuang menyelesaikan tugas.

Kopi, Literasi, dan Identitas Generasi

Di coffee shop, Gen Z menemukan ruang untuk menjadi diri sendiri. Mereka belajar bukan karena kewajiban, tapi karena ada dorongan untuk tumbuh. Literasi, bagi mereka, bukan sekadar membaca dan menulis, tetapi memahami dunia, menganalisis realitas, dan mengekspresikan gagasan melalui media yang mereka pilih sendiri.

Dengan memanfaatkan ruang-ruang publik seperti coffee shop, Gen Z membuktikan bahwa belajar bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan tanpa kehilangan substansi. Inilah bentuk literasi masa kini, adaptif, kontekstual, dan manusiawi.

Penutup

Coffee shop bukan hanya tempat ngopi, ia telah menjadi lanskap baru bagi tumbuhnya semangat belajar dan budaya literasi. Di antara latte dan laptop, terselip mimpi-mimpi yang disusun perlahan. Tempat ini menjadi saksi bisu bagi generasi muda yang terus mencari cara terbaik untuk memahami dunia, dan dirinya sendiri. Karena pada akhirnya, belajar bukan hanya soal di mana kita berada, tapi bagaimana kita merasakan maknanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun