Mohon tunggu...
ANGGA ADIGUNA
ANGGA ADIGUNA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Begadang di Kalangan Mahasiswa: Menjalajahi Dampak Negatif Psikologis pada Kesehatan Mental

20 Desember 2023   16:58 Diperbarui: 20 Desember 2023   17:12 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

 Saat ini, mayoritas individu menghadapi gaya hidup yang sangat dinamis di tengah tekanan yang luar biasa, sementara kemungkinan kegiatan dan sarana hiburan modern semakin bertambah. Kebiasaan begadang telah menjadi kejadian umum, khususnya di kalangan mahasiswa. Meskipun diketahui bahwa begadang memiliki dampak negatif pada kesehatan, belum banyak yang diketahui tentang tingkat bahayanya secara rinci. Oleh karena itu, banyak orang tetap melakukan begadang untuk urusan pekerjaan, studi, atau hiburan, meskipun menyadari risikonya.  Mahasiswa umumnya harus menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan tugas kursus mereka, termasuk tugas dari mata pelajaran profesional, seiring dengan keterlibatan dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan dan kerja komunitas. Oleh karena itu, begadang telah menjadi kebiasaan umum di antara mahasiswa sebagai bagian dari kondisi hidup yang normal.
Kehidupan mahasiswa adalah periode yang penuh dengan tekanan, tantangan, dan kesibukan. Dalam upaya untuk mengatasi jadwal yang padat dan tuntutan akademis yang tinggi, banyak mahasiswa cenderung mengorbankan waktu tidur mereka dengan begadang. Meskipun mungkin dianggap sebagai solusi sementara untuk menyelesaikan tugas atau mengikuti kegiatan sosial, kebiasaan ini dapat memiliki dampak negatif psikologis yang serius pada kesehatan mental mahasiswa. Artikel ini akan menguraikan secara rinci dampak negatif psikologis begadang pada mahasiswa, memberikan pemahaman lebih mendalam tentang tantangan yang dihadapi dan mengajak untuk mencari solusi yang lebih sehat.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Lin & Zhou (2019) dikatakan bahwa terdapat hubungan perilaku begadang dengan distribusi usia mahasiswa. Proporsi mahasiswa yang melakukan begadang bervariasi sesuai dengan kelompok usia di lingkungan perguruan tinggi dan universitas, menunjukkan pola tertentu. Seiring dengan peningkatan tingkat akademis mahasiswa, terutama pada tahun kedua, proporsi mereka yang melakukan begadang juga meningkat secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu, terutama setelah satu tahun pengalaman di lingkungan universitas, situasi kehidupan dan beban kerja mahasiswa mengalami perubahan dramatis. Pola yang sama juga terlihat pada tingkat gelar master. Penting untuk mencatat bahwa proporsi mahasiswa yang begadang pada pukul tiga pagi di tahun ketiga kelas sarjana jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang berada di tingkat kelas lainnya. Fenomena ini akan dianalisis lebih lanjut sebagai sebuah kasus khusus, menyoroti dampak perjalanan waktu terhadap perilaku begadang di kalangan mahasiswa.
Menurut Lin & Zhou (2019) perilaku begadang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu:

Faktor Pribadi
Analisis faktor personal menunjukkan bahwa perilaku menunda-nunda merupakan pemicu utama dari kebiasaan begadang. Menunda-nunda diartikan sebagai "mengetahui bahwa menunda suatu tugas akan memiliki dampak negatif, tetapi seseorang tetap menunda-nunda memulai atau menyelesaikan tugas tersebut dengan sengaja atau karena kebiasaan." Banyak mahasiswa mengakui dalam wawancara bahwa mereka menyadari "efisiensi belajar saya kurang optimal. Saya tahu saya sering menunda-nunda, tetapi saya kesulitan untuk mengubah kebiasaan tersebut." Kata "penundaan" sering kali muncul dalam wawancara mahasiswa, dan banyak dari mereka mengakui bahwa meskipun mereka menyadari seharusnya tidak menunda-nunda, mereka sulit menghilangkan kebiasaan tersebut.
Menunda-nunda telah menjadi alasan utama yang diyakini oleh banyak orang, terutama mahasiswa, yang menyebabkan praktik begadang. Pekerjaan rumah atau tugas yang seharusnya diselesaikan di pagi hari sering tertunda hingga malam hari karena kurangnya efisiensi kerja atau ketidakmampuan untuk memulai tugas dengan cepat. Pada akhirnya, kebiasaan menunda-nunda ini berkontribusi pada kebutuhan untuk begadang, sebagai usaha untuk mengejar waktu yang terlewatkan.

Ketidakefisienan dan Kurangnya Kemampuan Pengendalian Diri
Ketidakefisienan dan kurangnya kontrol diri menjadi faktor utama dalam penundaan, seperti yang diungkapkan beberapa peserta. Beberapa dari mereka mencatat bahwa kelemahan dalam kemampuan pengendalian diri mereka mengakibatkan gangguan berulang, membuat mereka sulit untuk berkonsentrasi pada satu tugas. Mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam mengendalikan diri cenderung bekerja dengan kurang efisien. Pada akhirnya, mereka terpaksa mengandalkan begadang sebagai cara untuk menutupi kekurangan waktu yang terbuang.

Lingkungan yang Tenang Diperlukan untuk Menyelesaikan Pekerjaan Rumah, Pekerjaan, Dll
Pentingnya lingkungan yang tenang juga muncul sebagai elemen kunci dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, tugas, dan kegiatan belajar mandiri. Mahasiswa di perguruan tinggi dihadapkan pada tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Dalam upaya untuk fokus pada pembelajaran, mereka membutuhkan lingkungan yang hening. Sebagai contoh, banyak mahasiswa mencari tempat seperti perpustakaan yang tenang selama periode ujian minggu karena dianggap sebagai lingkungan yang mendukung konsentrasi.

Selain itu, terdapat beberapa dampak yang disebabkan oleh perilaku begadang terhadap psikologis mahasiswa, diaantaranya yaitu:
Gangguan Konsentrasi dan Kinerja Akademis
Begadang seringkali mengarah pada penurunan konsentrasi dan kinerja akademis mahasiswa. Tidur yang tidak mencukupi dapat mempengaruhi kemampuan kognitif, menghambat fokus, dan mengurangi kapasitas otak untuk memproses informasi dengan efektif. Dalam jangka panjang, hal ini dapat berdampak pada pencapaian akademis mereka.

Stres dan Kecemasan
Tuntutan akademis dan sosial yang tinggi dapat menciptakan tingkat stres yang luar biasa di kalangan mahasiswa. Begadang, yang sering kali dianggap sebagai solusi untuk menyelesaikan pekerjaan, sebenarnya dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan. Hal ini dapat membawa dampak buruk pada kesejahteraan mental mereka.

Gangguan Pola Tidur dan Insomnia
Kebiasaan begadang sering kali mengakibatkan gangguan pada pola tidur mahasiswa. Insomnia, kesulitan untuk tidur, dan hipersomnia, tidur berlebihan, dapat menjadi konsekuensi dari begadang yang dilakukan secara rutin. Gangguan pola tidur ini menciptakan lingkaran setan di mana kurang tidur menyebabkan stres, dan stres menciptakan kesulitan untuk tidur.

Perubahan Mood dan Emosi
Kurang tidur dapat memicu perubahan mood dan emosi yang signifikan. Mahasiswa yang begadang mungkin merasa lebih mudah tersinggung, cenderung frustrasi, dan bahkan dapat mengalami perasaan depresi. Ini dapat merugikan hubungan sosial mereka dan kesejahteraan emosional secara keseluruhan.
Risiko Gangguan Mental Kronis
Begadang yang berkelanjutan dapat meningkatkan risiko mahasiswa untuk mengembangkan gangguan mental kronis, termasuk depresi dan kecemasan. Kurangnya istirahat dapat melemahkan daya tahan mental mereka, membuat mereka lebih rentan terhadap tekanan akademis dan perubahan kehidupan.

Menurunnya Kualitas Hidup dan Produktivitas
Pola tidur yang tidak teratur dan kurang tidur dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup mahasiswa. Aspek-aspek seperti kesehatan fisik, hubungan sosial, dan produktivitas akademis dapat terpengaruh secara negatif. Mahasiswa yang terus-menerus begadang mungkin merasa kelelahan, lemah, dan kurang termotivasi.

Pengaruh pada Hubungan Sosial
Begadang juga dapat memengaruhi hubungan sosial mahasiswa. Perubahan mood, kelelahan, dan kurangnya ketersediaan waktu dapat menyebabkan isolasi sosial. Ini dapat merugikan dukungan sosial yang penting untuk kesehatan mental yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun