Di ruang antah-berantah tanpa tepi
burung-burung melingkari benam cahaya
pada lipatan waktu, mereka menyusun kisah
dari untaian bulu-bulunya yang gugur
Satu menghantar lagu dari hutan tua,
satu menyusun kisah dengan paruh di udara,
satu lagi menunggu,
sunyi mengakrabi dirinya sendiri.Â
Tidak semua burung bersuara,
Paruhnya mencumbu angin membaca arah
Sayapnya membentang menyibak ruang
Cakrawala langit pun terbuka.
Tidak ada lagi navigasi kini
angin sibuk melipat ruang
isyarat-isyarat menjelma arah
meski tidak lahir sebagai suara
Seekor burung fabel memintal langit
dengan benang-benang cahaya
dan hujan yang patah---
berharap serpihnya
jatuh ke antah berantahÂ
Bayang-bayang tumbuh dari helai berbeda,
masing-masing tahu kapan memberi jeda.
tidak harus menyatu,
cukup menaut bayang di udara,
agar tidak lenyap saat malam tiba.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI