Mohon tunggu...
Angelita Puspa Rachmawati
Angelita Puspa Rachmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi yang memiliki ketertarikan mendalam pada dunia seni, khususnya seni teater dan sastra. Bagi saya, komunikasi bukan hanya soal menyampaikan pesan, tapi juga tentang merasakan, menghayati, dan menghidupkan makna melalui ekspresi artistik. Melalui teater, saya belajar tentang dinamika emosi, kepekaan sosial, dan kerja kolektif; sementara sastra memberi ruang bagi saya untuk menyelami dunia batin, membentuk imaji, dan mengeja kemanusiaan lewat kata-kata. Saya percaya bahwa seni dan komunikasi berjalan beriringan—keduanya adalah cermin sekaligus jembatan untuk memahami diri sendiri dan dunia. Dengan latar akademik di bidang komunikasi dan pengalaman berproses di ruang-ruang kreatif, saya terus mengasah kemampuan berpikir kritis, empatik, dan ekspresif, baik secara lisan maupun visual.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Burung-Burung Tidak Bernama

3 Agustus 2025   23:17 Diperbarui: 6 Agustus 2025   14:27 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Photo by Brett Sayles/Pexels


Di ruang antah-berantah tanpa tepi
burung-burung melingkari benam cahaya
pada lipatan waktu, mereka menyusun kisah
dari untaian bulu-bulunya yang gugur

Satu menghantar lagu dari hutan tua,
satu menyusun kisah dengan paruh di udara,
satu lagi menunggu,
sunyi mengakrabi dirinya sendiri. 

Tidak semua burung bersuara,
Paruhnya mencumbu angin membaca arah
Sayapnya membentang menyibak ruang
Cakrawala langit pun terbuka.

Tidak ada lagi navigasi kini
angin sibuk melipat ruang
isyarat-isyarat menjelma arah
meski tidak lahir sebagai suara

Seekor burung fabel memintal langit
dengan benang-benang cahaya
dan hujan yang patah---
berharap serpihnya
jatuh ke antah berantah 

Bayang-bayang tumbuh dari helai berbeda,
masing-masing tahu kapan memberi jeda.
tidak harus menyatu,
cukup menaut bayang di udara,
agar tidak lenyap saat malam tiba.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun