Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menatap Strategi Bisnis Usai Pandemi

25 Maret 2021   07:30 Diperbarui: 8 Juni 2022   22:04 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menerapkan strategi bisnis untuk bisa bertahan seusai pandemi.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Sudah disinggung jika e-commerce semakin digemari, kini waktunya ranah digital semakin digenjot sebagai media pemasaran. Kelebihan dari ranah digital adalah ruang lingkupnya seolah tanpa batas serta aksesnya lebih mudah, tidak mengenal jarak.

Analisis data media sosial serta profil konsumen bisa digunakan sebagai dasar mempelajari perilaku, kecenderungan pola konsumsi, sehingga produk dan jasa yang ditawarkan dapat lebih mudah diarahkan. 

Terlebih menurut riset BCG para milenial dan generasi Z sebanyak 69% membeli produk baru yang sebelumnya tidak pernah konsumsi, hanya karena ingin mendapatkan pengalaman baru. Nyatanya terpengaruh iklan dan opini di media sosial.

Ilustrasi: Memanfaatkan media sosial untuk menawarkan produk dan jasa (thebusinesswomanmedia.com)
Ilustrasi: Memanfaatkan media sosial untuk menawarkan produk dan jasa (thebusinesswomanmedia.com)
Berdasarkan media sosial didukung media digital, penawaran kepada konsumen bisa dibuat terkesan lebih personal, lebih mewakili selera konsumen itu sendiri. Penawaran dapat disampaikan seolah eksklusif, tidak ada penghalang bagi konsumen memilih produk yang sesuai dengan jati dirinya.

3. Menekankan produk dan jasa masih bertahan

Bagi konsumen loyal keberadaan suatu produk dan jasa yang sudah terbiasa digunakan sangat berarti, sementara bagi konsumen potensial harus dirayu agar pilihan mereka terarah kepada produk dan jasa tersebut.

Sampaikan pesan bahwa produk dan jasa masih tetap eksis, tidak kalah oleh pandemi. Rebranding sangat mungkin dilakukan, memberikan kesan atau image lebih anyar pada konsumen. Hal ini menghindari kebosanan atau kebingungan dari rasa terperangkap di masa pandemi.

Ilustrasi: Menyampaikan pesan produk masih eksis (digitaldealer.com)
Ilustrasi: Menyampaikan pesan produk masih eksis (digitaldealer.com)
Produk dan jasa menyampaikan kesan lebih segar, menarik di kondisi kehidupan normal. Sekaligus memastikan jika nilai dari produk dan jasa masih mendapatkan tanggapan yang semestinya atau tidak. 

Istilah rebranding menjadi solusi ketika pasar merespon dingin karena produk dan jasa dipandang sudah tidak sesuai kebutuhan.

Jangan lupa bahwa konsumen selalu ada dan tetap memiliki minat berikut kebutuhan yang mungkin masih sama, tetapi perilaku dan cara pandangnya sudah berubah. Hal ini harus diusahakan agar atensi mereka kembali terarah pada produk dan jasa yang ditawarkan.

4. Meningkatkan kapasitas usaha dan kompetensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun